Raffi dan Kaesang
Oleh: Dhimam Abror DjuraidKlub-klub itu punya sejarah yang panjang dan catatan prestasi yang hebat. Namun, untuk bisa melangkah lebih cepat ke arah profesionalisme penuh masih banyak kendala internal yang harus diatasi.
Peralihan status dari perserikatan menjadi profesional tidak serta-merta menyelesaikan persoalan internal organisasi. Karena itu upaya go public untuk mengumpulkan modal masih belum bisa ditempuh.
Persija Jakarta sudah pernah menyatakan akan go public, tetapi sampai sekarang niat itu belum bisa diwujudkan. Persib Bandung yang juga punya basis suporter kuat sampai sekarang belum punya niat untuk melepas saham di lantai bursa.
Klub profesional non-perserikatan, seperti Arema FC, seharusnya punya kebebasan yang lebih besar untuk go public. Namun, terbukti sampai sekarang klub kebanggaan arek-arek Malang itu belum juga masuk lantai bursa.
Masuknya entrepreneur muda seperti Raffi Ahmad akan membawa angin segar bagi sepak bola Indonesia. Sebagai entertainer yang punya follower belasan juta di medsos, klub milik Raffi dipastikan akan mendapat dukungan yang besar setiap kali berlaga di kompetisi.
Dukungan lewat medsos dari para suporter digital yang fanatik terhadap Raffi akan menjadi basis suporter yang bisa dijual kepada sponsor pemasang iklan.
Tiap kali Rans Cilegon FC berlaga hampir pasti akan menjadi trending topic dan menyedot penonton langsung ke stadion atau menonton melalui live streaming.
Di tengah kondisi pandemi yang belum menentu, suporter masih akan dibatasi kehadirannya di lapangan. Karena itu, siaran langsung akan menjadi revenue streaming penting yang mengalirkan pendapatan untuk klub.