Raheem: Saya yakin Semuanya akan Terasa Damai
jpnn.com - RAHEEM Agbaje, 41, tampak tenang. Masa menunggu eksekusi mati tidak membuatnya gentar. Raheem, 41, bahkan rela mati dieksekusi jika benar-benar eksekusi ini bisa menghentikan peredaran narkotika di Indonesia.
Namun, lelaki asal Nigeria yang tertangkap menggunakan paspor palsu Spanyol itu yakin eksekusi ini tidak akan berdampak besar, selama pengedar kelas kakap dibiarkan berkeliaran dan merekrut kurir baru.
Kemarin (6/3) wartawan Jawa Pos berhasil mewawancarai Raheem di Lapas Pasir Besi. Dalam sebuah pos penjagaan, Raheem tampak begitu tegar menghadapi ujian yang bagi hampir semua orang pasti akan keder, eksekusi mati. Berikut petikan wawancaranya:
Bagaimana kabarmu?
Sangat baik, sepertinya enak di sini (Lapas Besi).
Apakah tidak merasa takut di tempat yang baru?
Semua itu tergantung orangnya. Kalau orangnya jiwanya tenang dan damai, saya yakin semuanya akan terasa damai.
Bagaimana kondisi sel yang anda tempati?
Cukup bagus, namun memang tidak selebar sel yang saya tempati di Lapas Madiun. Sel saya bersebelahan dengan Andrew dan Myuran (Terpidana mati asal Australia).
Sempat mengobrol dengan keduanya?
Ya, saya ngobrol banyak hal. Mereka seperti saya, sangat siap.
Apa pesan anda untuk pemerintah Indonesia yang akan mengeksekusi anda?
Saya sudah hampir 17 tahun dipenjara dan telah melakukan banyak hal baik. Namun, tetap saja akan dieksekusi. Walau begitu, saya siap dan rela untuk mati diekskusi pemerintah Indonesia jika kematian saya ini menghentikan peredaran narkotika di Indonesia. Saya sebenarnya cinta negeri ini (Indonesia). Tapi, masalahnya eksekusi ini tidak akan menghentikan peredaran narkotika selama hukumnya tidak diperbaiki.
Apa yang perlu diperbaiki dalam hukum di Indonesia?
Sebenarnya, saya mendengar banyak hal. Misalnya, salah satu teman yang juga dipenjara di Lapas Madiuan. Teman saya itu mengeluhkan bahwa dirinya telah menyebutkan nama bos narkotikanya pada aparat, yakni Lary. Namun, walau telah disebutkan, ternyata sang bos bebas berkeliaran di Indonesia. Jika, semua itu diperbaiki, tentu Indonesia akan bebas dari narkotika. Semoga Presiden Jokowi mendengar ini.