Raja Ampat, Bersolek Demi Kehidupan
Dari jalanan kita pun berpindah melihat kenyataan tumbuh suburnya homestay dan hotel-hotel kecil di kota ini. Jelang Sail Raja Ampat, kota ini benar-benar menggeliat dalam usaha bisnis. Meski pemiliknya kebanyakan adalah pendatang bukan penduduk asli. Hampir di setiap sudut kita dapat menemukan adanya home stay
"Untuk sail ini homestay dan hotel sudah penuh semua. Mereka juga dipakai tarif baru sesuai aturan dari Bupati," papar Ipin dengan logat khas Papua.
Ipin pun berbinar-binar menceritakan perubahan yang dialami Kota Waisai dan distrik-distrik sekitar dengan adanya Sail Raja Ampat. Bukan hanya penginapan, warga pun, ujarnya, berlomba membuat kerajinan tangan untuk dipamerkan di Festival Raja Ampat yang berbarengan dengan Sail Raja Ampat. Terutama kerajinan tangan dari kekayaan laut dan berbagai bahan dari akar kayu. Sedang, penduduk yang memiliki kendaraan sepertinya, bisa menikmati menaikkan sedikit harga rupiah untuk menyewakan mobil mengelilingi Kota Waisai yang damai dan tenang.
"Untuk Sail Raja Ampat ini, kami pasang tarif 1,5 juta sewa mobil perhari, lumayan untuk bayar kredit mobil," tuturnya sambil tersipu.
Sementara itu ditemui di tempat berbeda, Budayawan asal Raja Ampat, Amir mengaku kegiatan Sail Raja Ampat membuat kota ini menjadi penuh warna. Selain makin ramai dipenuhi pendatang, usaha demi ekonomi masyarakat pun kian berkembang. Amir menyatakan warga Waisai antusias menyambut kegiatan ini. Termasuk ia yang juga melatih ratusan anak Raja Ampat menari di kegiatan puncak sail.
"Ini karena pemerintah pusat ikut bantu pembangunan. Kita berubah tapi jangan sampai berubah budaya kita," tegas Amir pada JPNN.
Waisai adalah perpaduan hutan dan pantai. Salah satu yang dibanggakan dari kota ini adalah Pantai Waisai Torang Cinta (WTC). Pantai ini turut bersolek untuk anda semua wisatawan yang mencintai semilir angin dan deburan ombak di tanah Cendrawasih tersebut. Jika dulu pantai ini terlihat biasa saja dengan pintu masuk ala kadarnya, kini sudah dipercantik dengan dua patung lumba-lumba besar berwarna biru.
Jalan masuk menuju pantai dibuat dari semen. Sebuah papan selamat datang dengan tulisan Sail Raja Ampat juga dipasang di atas pintu masuk itu.
Silakan menikmati pantai ini, terutama sore hari karena warga ramai menghabiskan waktu di tempat tersebut.