Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Raja Pelangai Minta Polisi Terbuka soal Kasus Ini

Rabu, 20 Januari 2021 – 11:02 WIB
Raja Pelangai Minta Polisi Terbuka soal Kasus Ini - JPNN.COM
Aktivitas penambangan oleh PT Dempo Sumber Energi di aliran Sungai Batang Pelangai pada Selasa, 19 November 2019. Foto: Antara/Didi Someldi Putra

jpnn.com, PAINAN - Raja Adat Pelangai di Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, meminta Polda Sumbar terbuka perihal alasan penghentian kasus penambangan batu di aliran sungai di kawasan hutan yang diduga ilegal oleh PT Dempo Sumber Energi.

Ia menyebut dengan adanya alasan yang jelas, maka masyarakat akan mengetahui seluk-beluk penanganan dengan terperinci.

"Melalui salah satu media dalam jaringan saya mendapat kabar bahwa kasus tersebut telah dihentikan, namun pejabat polda tidak menjelaskan alasannya, mestinya dijelaskan," kata Raja Adat Pelangai Marwan Tuanku Sutan Pariaman di Painan, Selasa.

Secara keseluruhan, ia mengaku sangat mendukung adanya investor yang menanamkan modalnya di sektor pembangkit listrik tenaga air di Pelangai, kendati demikian jika terdapat persoalan ia meminta dituntaskan dengan profesional oleh pihak terkait.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sumbar Kombes Pol Joko Sadono mengungkap bahwa penanganan kasus penambangan yang diduga ilegal oleh PT Dempo Sumber Energi telah dihentikan, namun ia tidak membeberkan secara lugas alasan penghentiannya.

Salah satu rentetan penanganan ialah pemasangan police line pada mesin stone crusher atau mesin pemecah batu dan sejumlah alat berat di lokasi pembangunan PLTMH PT Dempo Sumber Energi pada Minggu, 12 Januari 2020, hal itu dilakukan karena aktivitas tersebut diduga melanggar Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.

Humas PT Dempo Sumber Energi Ruslan, pada Jumat (15/11/2019), menyebut perusahaan telah mengeruk bebatuan di aliran Sungai Pelangai Gadang sejak pekan kedua November 2019.

Pengerukan dilakukan di dua titik dari tiga titik yang direncanakan, kendati demikin ia mengakui bahwa perusahaan belum mengantongi izin.

Raja Adat Pelangai meminta polisi terbuka, menjelaskan penghentian kasus ini agar semuanya terang benderang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close