Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rajapaksa

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Minggu, 10 Juli 2022 – 20:25 WIB
Rajapaksa - JPNN.COM
Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa (kanan) dan saudara laki-lakinya, mantan presiden Mahinda Rajapaksa (kiri). Foto: ANTARA/REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE/TM

Sambil meneriakkan yel-yel dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan, massa naik ke lantai atas dan membuat siaran langsung melalui kanal media sosial.

Terlihat sejumlah massa mencebur ke kolam renang dan sebagian lainnya masuk ke dapur dan mempergunakan alat-alat dapur untuk memasak. 

Seorang demonstran menunjukkan hasil masakannya berupa kari yang menjadi masakan khas India dan juga Sri Lanka.

Kejatuhan rezim Rajapaksa sudah terlihat tanda-tandanya sejak April lalu ketika menyatakan tidak sanggup membayar utang dan menyatakan bangkrut. 

Dalam beberapa bulan terakhir, Sri Lanka mengalami krisis kebutuhan dasar. Bensin dan gas sulit didapatkan, bahkan untuk kebutuhan memasak pun rakyat sulit mendapatkan bahan bakar.

Di ibu kota Kolombo, setiap hari terlihat antrean mengular untuk mendapatkan pasokan gas yang harganya melonjak sampai dua kali lipat. 

Selama setahun terakhir, Sri Lanka juga mengalami kesulitan pasokan pangan akibat kebijakan pemerintah melarang impor pupuk kimia dengan alasan akan mengembangkan pertanian organik. 

Larangan impor ini diduga dipengaruhi oleh kepentingan bisnis oligarki perkoncoan keluarga Gotabaya yang menikmati rente dari hasil persekongkolan dengan pengusaha istana. 

People power menumbangkan rezim yang tidak kompeten mengurus negara. Politik dinasti keluarga Rajapaksa akhirnya ambyar dipaksa mundur oleh kekuatan rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News