Rakornas III Pariwisata Bakal Jadi Karnaval Busana Nusantara
Menteri yang dikenal kampiun marketing itu memang tidak ingin menyebutnya sebagai pakaian nasional, tetapi sebagai busana nusantara. Kenapa demikian?
Menurutnya, dengan menyebut pakaian nasional justru akan mengecilkan keberagaman itu sendiri. Sebab, penyebutan pakaian nasional seolah semuanya harus seragam.
"Harus sama. Padahal kita hidup dalam atmosfer keberagaman," ujar Menpar Arief Yahya.
Keberagaman, perbedaan dan diversity dalam pariwisata itu justru saling menguatkan. Beda budaya, beda adat istiadat, beda kepercayaan, beda cara berpakaian, beda kebiasaan makanan, beda dialek, tetapi satu dalam komitmen bernegara, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Inilah Indonesia. Inilah pariwisata Indonesia. Keindahan dan keberagaman tersebar di bawah satu naungan, Indonesia," ujarnya.
Rakornas Pariwisata III 2017 kali ini mengusung tema Calendar of Event (CoE) 2018 guna mencapai target 17 juta wisman dan 270 juta wisnus pada 2018. Kemasan rakornas kali ini agak beda dari sebelumnya.
Karena itu, para kepala dinas pariwisata (kadispar) provinsi dan kabupaten/kota yang masuk destinasi unggulan dan sudah siap dari sisi 3A -atraksi, akses, amenitas- wajib hadir penuh 2 hari nonstop. Instansi terkait, unsur pentahelix ABCGM (akademisi, bisnis, masyarakat, pemerintah dan media) juga wajib hadir.
“Konten rakornas sudah dirapatkan maraton 4-5 kali lebih, lintas instansi. Sudah dipersiapkan matang. Kemasan Rakornas kali ini juga lebih wow, sesuai tema CoE, maka Rakornas ini diperlakukan sebagai event juga," kata Arief.