Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ramai yang Lolos, Seleksi Capim KPK Ibarat Ajang Mencari Kerja aja yaa....

Senin, 06 Juli 2015 – 15:28 WIB
Ramai yang Lolos, Seleksi Capim KPK Ibarat Ajang Mencari Kerja aja yaa.... - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pakar hukum pidana Universitas Padjajaran Bandung, Agustinus Pohan mengatakan dari sekian banyak pendaftar yang lolos membuktikan bahwa seleksi calon pimpinan KPK seperti ajang pencari kerja.

Menurut Agustinus, sebaiknya pansel tidak perlu mempertimbangkan rekomendasi yang diberikan institusi manapun dalam mengajukan nama calon pimpinan KPK.  

Dia mengatakan, rekomendasi yang disodorkan, baik itu dari kepolisian maupun kejaksaan seharusnya bukan menjadi bahan pertimbangan pansel KPK. "Ketika capim yang ada tidak memiliki kompetensi maupun apa yang dibutuhkan KPK saat ini, sudah saatnya pansel ataupun Presiden RI untuk menunjuk langsung individu yang dianggap memiliki kualitas dan kompetensi tersebut," kata Agustinus, Senin (6/7).

Menurutnya, pansel harus bisa memilih orang-orang yang memiliki integritas dan kompetensi mempertahankan serta meningkatkan kinerja KPK dengan visi misi pemberantasan korupsi yang optimal. "Harapannya ya agar tidak terus dilucuti seperti wacana revisi UU KPK saat ini," katanya.

Sementara mantan Komisioner Komisi Kejaksaan Kamilov Sagala mengatakan, sebenarnya komposisi orang-orang yang direkomendasikan Jaksa Agung dalam seleksinya tidak transparan. 

"Bahkan ada beberapa oknum yang tidak melalui tahanan clearance. Lumayan mempermalukan kejaksaan pastinya," kata Kamilov. 

Padahal, kata dia, masih banyak jaksa yang berkualitas yang mampu mensinergikan kualitasnya di KPK. "Contoh Feri Wibisono, dia kan semenjak di KPK memiliki kredibilitas bagus yang layak dimiliki calon pemimpin Kejaksaan Agung. Lalu ada Chuck Suryosumpeno yang berhasil mempertahankan dan menyelesaikan aset-aset telantar dan yang belum tersita oleh negara dan kapabilitasnya diakui dunia internasional. Keduanya bisa di challenge di seleksi capim KPK," papar Kamilov.

Menurutnya, alasan tidak dimasukkannya dua nama tersebut karena dikhawatirkan menjadi momok bagi kejaksaan. "Mungkin ada ketakutan tersendiri bagi kejaksaan. Takut kayak Novel Baswedan.  Semua borok oknum kejaksaan bakal terbongkar," kata dia.

JAKARTA - Pakar hukum pidana Universitas Padjajaran Bandung, Agustinus Pohan mengatakan dari sekian banyak pendaftar yang lolos membuktikan bahwa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News