Ramalannya Jitu, Ingatkan Potensi Gempa Selat Sunda
jpnn.com - INDONESIA adalah negeri langganan gempa. Namun, ironisnya, ilmuwan yang mendalami ilmu gempa bisa dihitung dengan jari. Salah satunya Danny Hilman Natawidjaja. Kepakarannya diakui dunia karena jitu meramal gempa dahsyat pemicu tsunami Aceh pada 2004.
----------------
MINGGU pagi, 26 Desember 2004, sinar matahari ramah menyapa Bumi Serambi Makkah. Masyarakat beraktivitas seperti biasa, berolahraga, jalan-jalan, bersantai menikmati hari libur. Tak ada yang menyadari, jauh di kedalaman 10 kilometer di perut bumi sekitar 160 kilometer sebelah barat Aceh, lapisan bumi tengah bergolak.
Lempeng Samudra Hindia yang bergerak sekitar 30 milimeter per tahun mengimpit lempeng Sumatera-Andaman (pulau di Samudra Hindia yang masuk wilayah India). Energi yang terakumulasi selama 300 tahun itu akhirnya membuncah.
Pulau-pulau dan dasar lautan di sebelah palung sepanjang 1.600 kilometer itu terpelanting ke barat 10–30 meter dan dasar lautan terangkat beberapa meter.
Dampaknya langsung terasa. Tepat pukul 07.58.53 WIB, sepuluh tahun silam, Aceh terguncang hebat. Getarannya terasa hingga Malaysia, Singapura, India, Bangladesh, Thailand, Myanmar, dan Maladewa. Ribuan bangunan roboh dan hancur. Ratusan ribu orang terhenyak dengan gempa berkekuatan 9,3 skala Richter itu.
Namun, itu baru awal dari bencana dahsyat berikutnya, tsunami. Saat warga panik dan ramai-ramai menyelamatkan diri, gelombang laut setinggi 10 meter dengan kecepatan 800 kilometer per jam menerjang Banda Aceh, meluluhlantakkan apa saja yang dilaluinya. Gelombang juga menjalar ke belasan negara. Total korban di 15 negara diperkirakan mencapai 230 ribu jiwa, 160 ribu di antaranya warga Aceh.
Dunia terkejut dengan bencana dahsyat tak terduga itu. Namun, ada yang sudah lama memperkirakan secara ilmiah kejadian tersebut. Dialah Danny Hilman Natawidjaja.