Ratusan Prajurit Korps Marinir TNI AL Bersiaga di Tepi Pantai, Ada Apa?
Baret Ungu bagi seorang prajurit Korps Marinir merupakan kehormatan karena untuk memperolehnya diperlukan perjuangan yang sangat berat dengan cucuran keringat dan darah.
Sebelumnya mereka harus menempuh Pendidikan Komando selama 90 hari yang meliputi tahap komando, tahap laut, tahap hutan, tahap Gerilya Lawan Gerilya, hingga tahap limed (lintas medan) sejauh 300 km.
Laksamana Yudo dalam sambutannya mengingatkan agar para prajurit muda Korps Marinir menyadari warna baret ungu diilhami dari warna bunga Bougenville yang selalu gugur sebelum layu, melambangkan pengabdian prajurit Korps Marinir sebagai kesatria samudera yang selalu siap berkorban jiwa dan raga demi keutuhan dan kejayaan NKRI.
“Kesadaran inilah yang akan menuntun setiap langkah pengabdian di mana pun kalian berada sebagai petarung samudera Korps Marinir yang siap memberikan kemampuan terbaiknya dalam setiap palagan penugasan, loyalitas tanpa batas kepada TNI Angkatan Laut, TNI maupun bangsa dan negara,” ujarnya.
Selanjutnya Laksamana TNI Yudo Margono berpesan agar tetap bersikap ramah, beretika dan humanis dengan mengembangkan jiwa korsa positif dalam menjaga soliditas TNI POLRI maupun dengan seluruh elemen masyarakat.
Lebih lanjut, Laksaamana Yudo juga berpesan agar mengisi kebanggaan dengan terus membina jiwa dan raga.
“Pertajam naluri dan tempur kemampuan tempur kalian, bagai keris samudera yang siap menghujam,” kata dia.
Dia berharap para prajuritnya dapat menjadi kesatria samudera yang siap tempur dengan penuh semangat pengabdian tanpa pamrih, patriot sejati penerus perjuangan prajurit Jalasena yang gagah berani, kebanggaan bangsa dan negara tercinta serta rakyat Indonesia.