Ratusan Santri Bangkalan Kepung DPRD
Kamis, 17 Desember 2009 – 09:26 WIB
Namun tudingan dari massa BPK tersebut dibantah Muslikhuddin. Bahkan kajari sempat melontarkan sumpah dengan menyebut nama Allah. "Demi Allah, ayah saya NU, ibu Muhammadiyah dan saya dibesarkan dalam kalangan lembaga keagamaan layaknya pesantren. Saya siap disumpah menggunakan Alquran bila yang diduga para sahabat (pengunjuk rasa, Red.) benar," tegasnya.
Muslikhuddin lantas memberi penjelasan secara detail terkait penanganan kasus dugaan korupsi P2SEM yang terjadi di Bangkalan. Dituturkan, di Kabupaten Bangkalan ada 55 lembaga yang menerima dana hibah pada tahun 2008 itu. Hingga saat ini, akunya, sudah enam lembaga yang diusut. "Lembaga pertama adalah panitia bhaksos dan sudah disidang. Tersangkanya bukan dari kalangan pesantren. Dua lembaga lain saat ini sedang dikejar tersangkanya karena kabur. Keduanya juga bukan pesantren. Dua lembaga sedang penyelidikan, juga bukan dari pesantren. Satu lembaga memang menyeret sahabat kita Abd. Azis yang merupakan santri. Tapi demi Allah itu bukan karena niatan saya menjelekkan pesantren," paparnya.
Ke depan, para pengunjuk rasa tetap mendukung langkah Kejari Bangkalan memberantas korupsi di Bangkalan tanpa tebang pilih. Bahkan mereka mengaku siap membantu kejari dalam upaya mencari bukti-bukti dan tersangka korupsi. Aksi akhirnya bubar dengan damai, setelah Muslikhuddin menyalami satu persatu pengunjuk rasa. (ale/aj)