Realisasi Uang Lebaran Naik Dibanding Tahun Lalu, Wouw!
jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebut bahwa realisasi kebutuhan uang Lebaran tahun ini telah mencapai Rp 188,2 triliun. Sebelumnya, BI telah menyiapkan uang sejumlah tersebut untuk mengatasi kebutuhan uang Lebaran. Jumlah tersebut naik 15 persen dibanding realisasi uang Lebaran tahun lalu.
"Uang Lebaran sudah 100 persen ya realisasinya. Sesuai dengan perkiraan kami," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Suhaedi saat menghadiri open house di rumah dinas Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (15/6).
Menurut Suhaedi, proses perputaran dan penukaran uang berjalan dengan baik. Penggunaan uang untuk konsumsi Lebaran juga tidak ada kendala. Tidak ada laporan baru mengenai uang palsu selama Ramadan hingga perayaan Lebaran.
Rasio rata-rata uang palsu yang dilaporkan masyarakat juga tetap, yakni 3 lembar di antara 1 juta lembar uang kartal.
Jumlah tersebut turun dari tahun lalu, yakni rata-rata 9 lembar uang palsu di antara 1 juta lembar uang kartal. Dengan tidak adanya laporan selama sebulan terakhir, lanjut Suhaedi, maka peredaran uang kartal selama Ramadan dan Lebaran tergolong aman dari peredaran uang palsu.
"Temuan uang palsu yang sebelumnya sebagian besar berasal dari masyarakat yang begitu cepat tahu saat menerima pembayaran dari seseorang, diduga palsu dan sudah dilaporkan. Sebagian besar di Jawa, tapi jumlahnya sangat-sangat kecil," tuturnya.
Menurut Suhaedi, uang yang rawan dipalsukan biasanya mempunyai denominasi dalam jumlah besar, seperti Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Namun masyarakat sudah semakin mudah mengenali ciri-ciri uang palsu, yakni dengan melihat, menerawang dan meneraba uang yang diterima.
Meski begitu, Suhaedi mengingatkan agar masyarakat tetap waspada pada musim Lebaran ini. Sebab, cuti bersama Lebaran masih panjang hingga 20 Juni mendatang. Selama masa cuti tersebut, peredaran uang palsu bisa saja terjadi di tempat-tempat wisata dan pusat belanja.