Reema binti Bandar, Dubes Perempuan Pertama Saudi yang Doyan Pamer Poni
jpnn.com - Tanpa tedeng aling-aling. Demikian prinsip hidup Reema. Dia tidak sungkan mengkritik. Bahkan, bila perlu, kritik dengan menggunakan kata-kata yang nyelekit. Itu terjadi pada 2013 gara-gara pengunjung memprotes alunan musik instrumental pada gerai ritel premium Harvey Nichols.
Saat itu publik berkomentar miring soal musik yang lahir dari permainan kecapi. Para pengunjung menganggap musik instrumental tersebut sebagai sesuatu yang syirik.
''Apa perlu saya mainkan saja suara ikan paus?'' ujar Reema sebagaimana dilansir Washington Post. Dia kesal kepada para pengunjung yang menghakimi alunan musik pengiring belanja itu seenak mereka sendiri.
BACA JUGA: Kisah Perempuan Saudi: Masuk Bui karena Ogah Diatur Wali
Bukan hanya Harvey Nichols yang merekam jejak Reema dalam mendobrak kekakuan Saudi. Al Hama LLC pun beruntung pernah mempekerjakan putri Bandar bin Sultan tersebut. Saat Reema menjabat CEO perusahaan ritel produk mewah tersebut, Al Hama LLC tidak segan merekrut pekerja perempuan.
''Gerai ini menjadi percobaan sosial bagi perempuan-perempuan yang tertindas. Banyak orang tua yang justru malu putrinya bekerja di sini,'' ungkap Reema. Terobosan tersebut membuat dia didaulat makalah Fast Company sebagai Most Creative Person of the Year pada 2014.
Reema juga pernah mendirikan Yibreen. Itu gym dan spa khusus perempuan. Terobosannya tersebut menuai berbagai prestasi. Dia lantas dipercaya memimpin beberapa lembaga pemerintahan. Di antaranya, presiden Mass Participation Federation dan ketua Divisi Perempuan Otoritas Olahraga di bawah 15 tahun.
BACA JUGA: Perempuan Saudi Mendobrak Patriarki