Refleksi Masa Krisis: Ke Arah Mana Kurva Pemulihan Ekonomi Indonesia?
Oleh: Bambang Soesatyo, Ketua MPR RI (tengah), Andi Rahmat (kiri) dan Maruarar SiraitMenguji keampuhan sistem bernegara kita. Bahkan menguji standar moralitas dan nilai-nilai kita dalam perekonomian.
Arah Kurva Pemulihan Ekonomi Indonesia
Kembali kepada judul tulisan ini, ke arah mana kurva pemulihan ekonomi Indonesia? Ini pertanyaan sulit.
Mantan Menteri Keuangan Era SBY- Budiono, Chatib Basri, menuliskan satu artikel panjang di salah satu koran nasional soal ini. Dalam bayangannya, tentu dapat dipertanggungjawabkan, tren pemulihan ekonomi nasional akan cenderung kearah Kurva U, bukan Kurva V (Kompas, 08/06/2020).
Artinya, pemulihan ekonomi akan menempuh masa yang lebih panjang hingga kembali berfungsi secara normal.
Deloitte dalam laporannya yang berjudul 'Recovering from Covid 19, Considering Economic Scenarios for Resilient Leaders' (Deloitte, 2020) menggunakan tiga skenario pemulihan ekonomi. Skenario pertama disebutnya sebagai 'a steep but short lived downturn'.
Asumsinya antara lain adalah bergairahnya kembali perekonomian diakhir 2020, tingkat konfidensi konsumen meningkat, pemulihan China yang lebih cepat, berakhirnya resesi di Uni Eropa dan Amerika. Program fiskal substansial UE dan AS yang berjalan efektif dan bergairahnya kembali 'travel and leissure industry' diakhir tahun. Asumsi PDB riil 2020 di Amerika -5%, UE -5%, Afrika -2,1, China 3% dan Jepang 0%.
Skenario kedua disebutnya, 'Prolonged Pandemy and Delayed Rebound'. Dengan asumsi pertumbuhan PDB riil 2020 AS -8%, UE -8%, Afrika -5,1%, China 1% dan Jepang -3%.