Refly Harun soal Pembubaran Diskusi FTA: Si Rambut Kuncir Bukan OTK, Jelas Berafiliasi ke Mana
"Intinya adalah bahwa ada kegiatan di sebuah partai politik, dan dia hadir orang tersebut. Kan, enggak mungkin kalau dia hadir, orang OTK ya, dia bukan OTK, tetapi orang yang jelas berafiliasi ke mana, berkegiatan seperti apa. Begitu," tutur Refly.
Oleh karena itu, akademisi itu menilai tidak bisa dikatakan pelaku yang berambut kuncir adalah orang sembarangan alias tidak jelas.
"Ini orang yang jelas, tetapi, tentu pihak polisi yang harus memperjelasnya. Apa kaitannya, apa hubungannya?" lanjut Refly.
Dia menekankan bahwa pembubaran diskusi itu bukan peristiwa biasa, melainkan adalah teror terhadap demokrasi di negeri ini.
"Bayangkan, ini serangan terhadap konstitusi. Memang mungkin, sebagian orang mengatakan, ah lebay, dibegitukan saja sudah bagaimana, enggak. Kami sih biasa saja, tetapi yang kami pertahankan adalah demokrasi Indonesia," ucap Refly.
Tokoh kelahiran Palembang itu membayangkan sungguh gawat bila Indonesia kembali ke masa Orde Baru di mana orang mau diskusi dipersekusi, mau berkumpul juga dilarang, koruptor dan preman merajalela.
"Kita ingin negara ini menjadi negara yang baik, bukan negara premanisme yang kalau ada perbedaan pendapat diselesaikan dengan cara fisik, membubarkan kegiatan, mengancam," ucap Refly Harun.