REI Batam Yakin Mampu Bangun 2.500 Unit Rumah Murah Pada 2017
Bicara soal target, sejatinya menurun dibanding tahun 2016 yakni sebanyak 5.500 unit, namun dalam realisasinya tidak sesuai target. Tahun 2016, REI Batam hanya mampu bangun sekitar 3 ribu unit.
"Kita kaitkan dengan daya beli, ini yang problem. Begitu banyak pekerja yang diberhentikan. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Batam dari manufacturing, industri ini menyusut 30 persen, ini pengaruh," kata dia.
Dia mengaku minat membangun rumah murah menurun, dibanding dulu industri sedang bagus-bagusnya. "Yang kelas menengah saja lagi biasa-biasa saja," terangnya.
Sementara itu, usai acara peletakan batu pertama asrama mahasiswa di BTP Batam Sekupang, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mochammad Basoeki Hadimoeljono mengatakan walau Batam merupakan bagian dari program sejuta rumah pemerintah, namun dalam prakteknya rumah murah di Batam sulit direalisasikan.
Menurut dia, hal ini karena di Batam terkendala lahan yang terbatas. Alhasil pengembang lebih cenderung bangun rumah menengah atas. "Lahan jadi kendala di Batam," kata dia.
Menyiasati hal ini, dia mengatakan program rumah murah di Batam lebih tepat dibangun dengan konsep rumah susun. Maka dari itu, pihaknya membangun beberapa rumah susun di Batam, termasuk yang berlokasi di belakang Batamindo, Seibeduk yang sudah siapa dipasarkan.
Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pertamanan Kota Batam Herman Rozie beberapa waktu lalu menyampaikan Pemerintah Kota Batam pada tahun 2018 akan mengajukan tiga twin blok rumah susun. Dua twin blok di belakang Batamindo, sementara satu lainnya yakni di Tanjunguncang tepatnya di Putrajaya.
"Satu twin blok bisa 70 hingga 80 unit, bahkan sampai 90 unit. Ini untuk MBR (Masyarakat berpenghasilan Rendah)," ucap dia. (cr13)