Rekor Laba
Oleh: Dahlan IskanDi tengah suasana dingin itu rupanya Tiongkok terus menjalin kontak dengan Ukraina. Pelaku kontaknya memang di bawah level menteri luar negeri.
Tujuannya ganda: kalau gagal tidak membuat kehilangan muka. Kalau berhasil bisa ditingkatkan ke level yang lebih tinggi.
Rupanya diplomasi pejabat bawahan itu berhasil. Puncaknya Zelenskyy mau kontak langsung dengan Xi Jinping.
Tiongkok kini memang menjadi harapan dunia untuk memainkan perannya sebagai penengah. Kalau tidak, maka ekonomi dunia akan terus tidak menentu.
Memang, dengan perang ini, perusahaan minyak Amerika memperoleh durian runtuh. Laba mereka mencapai level "belum pernah terjadi dalam sejarah perusahaan mereka'': USD 200 miliar.
Itu baru dari Exxon Mobil, BP, Shell, TotalEnergies, dan Chevron. Masing-masing lama sekitar USD 30 miliar.
Akan tetapi rakyat Amerika termasuk yang ikut menderita. Sampai orang yang tidur di pinggir jalan kian banyak. Sampai medsos di satu negara Afrika mengejek: di negara kami pun tidak ada gelandangan sebanyak itu.
Tentu "gelandangan" yang di Amerika itu bukan sepenuhnya gelandangan seperti di Asia. Mereka masih punya mendapatkan besar: sekitar USD 30.000 setahun. Sekitar Rp 400 juta/tahun. Termasuk BLT dari negara.