Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rela Dinikahi Ipar, Ijab Kabul di Hadapan Kakak yang Koma

Minggu, 04 Desember 2016 – 07:00 WIB
Rela Dinikahi Ipar, Ijab Kabul di Hadapan Kakak yang Koma - JPNN.COM
Rela Dinikahi Ipar, Ijab Kabul di Hadapan Kakak yang Koma. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

Karin tetap bekerja lantaran ia sudah berstatus PNS, sementara Donjuan bekerja sebagai tentara Angkatan Laut (AL).

Menurut Karin, di sela ia bekerja, keponakannya diasuh oleh orang tuanya yang kebetulan ikut dengannya.

Sejak muda Karin memang sudah mandiri. Lulus SMA dia ikut CPNS dan diterima di salah satu instansi perhubungan. 

Setelah tiga tahun menikah, wanita kelahiran 1 Desember 1973 itu harus kehilangan Donjuan.

Ia kecelakaan di kawasan Perak, sehingga ia pun harus mengasuh kedua keponakannya yang sudah dianggap anaknya sendiri itu seorang diri.

“Sayang banget sama anak-anak. Kasihan anak-anak tidak punya orang tua. Mbak Karin dan Mas Juan sudah tidak ada,” kata Karin.

Kini, empat tahun ia hidup sendiri dan makin mencintai dua keponakannya. Karin yang merupakan anak bungsu dari lima bersaudara perempuan semua itu, merasa menjadi bibi dan tante yang paling disayangi keponakannya. 

“Keponakan saya tujuh. Kalau beli baju, ya beli tujuh. Kalau beli makan, ya ingat keponakan-keponakan. Ya gimana lagi, saya tidak mungkin punya anak. Jadi, ya buat keponakan saja,” kata Karin.

Inilah yang mungkin disebut budaya ngarang wuluh. Seorang wanita yang tinggal di kawasan Tandes ini mau menikah dengan kakak iparnya. Tujuannya satu,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close