Rembuknas Pendidikan: Kerja Sama SMK dan Industri Diperkuat
jpnn.com, DEPOK - Komitmen jangka panjang yang saling menguntungkan antara sekolah menengah kejuruan (SMK) dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) menjadi syarat mutlak keberhasilan pendidikan vokasi.
Sebagai upaya mewujudkan link and match antara SMK dengan DUDI, sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK maka kemitraan strategis di antara kedua pihak perlu terus dibina dan diperkuat.
"Sejak dilakukannya revitalisasi SMK itu, sudah ada 2700-an industri yang kerja sama. Dan itu kerja sama yang riil," kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen), Hamid Muhammad pada taklimat media Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) Tahun 2019, di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Pegawai Kemendikbud, Bojongsari, Depok, Selasa (12/2).
Dijelaskan Dirjen Hamid, kerja sama riil itu ditandai dengan diterimanya siswa SMK dalam praktik kerja di DUDI. Kemudian, kesempatan magang industri bagi para guru SMK. "Dan yang ketiga, industri bisa melakukan rekrutmen dari siswa kita yang terbaik, selama mengikuti praktik kerja di tempatnya," kata Dirjen Hamid.
Salah satu indikator menguatnya link and match antara SMK dengan DUDI ditandai dengan kebekerjaan lulusan SMK. Dirjen Dikdasmen mengungkapkan bahwa angka keterserapan lulusan SMK di dunia kerja terus meningkat.
"Jadi di 2014 itu, semua lulusan SMK yang direkrut DUDI sekitar 10,5 juta. Kemudian pada tahun 2018 kemarin meningkat menjadi 13,6 juta. Jadi selama kurun waktu lima tahun meningkat sebanyak 3,1 juta," ujar Dirjen Hamid.
Sebelumnya, Wakil Direktur Politeknik Manufaktur ASTRA, Tonny Pongoh, mengatakan sekolah dan DUDI saling membutuhkan, sehingga kerja sama jangka panjang yang saling menguntungkan harus diciptakan.
"Dunia industri dan sekolah kejuruan itu pada dasarnya _embedded,_ satu kesatuan, jadi sudah saatnya harus kembali ke khittah-nya," ujar Tonny.