Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Respons Analis Politik Pangi Chaniago Terhadap Wacana Presiden Kembali Dipilih MPR

Jumat, 29 November 2019 – 08:17 WIB
Respons Analis Politik Pangi Chaniago Terhadap Wacana Presiden Kembali Dipilih MPR - JPNN.COM
Pangi Syarwi Chaniago. Foto: dokumen JPNN.Com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Analis politik Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana yang menginginkan presiden kembali dipilih MPR merupakan pengkhianatan terhadap agenda reformasi.

Menurut Pangi, salah-satu buah reformasi adalah perubahan mendasar dalam mekanisme pemilihan presiden yang dilakukan secara langsung. Perubahan ini bukan sesuatu yang terjadi begitu saja. Pengalaman pahit berada di bawah rezim otoriter dengan legitimasi absolut MPR sebagai lembaga tertinggi negara adalah pokok perkaranya.

MPR ketika itu berubah wujud menjadi stempel kekuasaan, sementara sisi lain presiden menjelma bagai dewa yang antikritik, menjadi feodal seutuhnya. Masyarakat dibungkam dan kebebasan berekspresi dikebiri.

"Perjuangan panjang kaum intelektual dan dukungan dari masyarakat luas akhirnya menumbangkan rezim otoriter beserta perangkat pendukungnya,” ujar Pangi di Jakarta, Jumat (29/11).

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting mengakui transisi dari rezim otoriter ke era domokrasi memang tidak selalu berjalan mulus. Namun, tidak serta-merta menjadi alasan untuk kembali ke fase kelam di bawah sistem yang dulu telah melahirkan otoritarianisme.

Menurut Pangi, komplikasi persoalan pemilu langsung harus diselesaikan dengan pikiran jernih. Bukan reaksioner dengan mengambil jalan pintas, hanya karena malas bersitegang dengan pikiran dan gagal dalam membangun dealetika berpikir.

"Indikasi malas berpikir dan gagal dalam berlogika itu tergambar dengan sangat jelas, ketika problematika dan solusi yang ditawarkan tidak nyambung sama-sekali. Jika persoalan politik berbiaya tinggi, politik uang dan keterbelahan publik yang melahirkan konflik menjadi argumen utama untuk menghapus pemilu langsung, maka solusinya bukan serta-merta mengganti sistem," ucapnya.

Pangi mengaku tidak habis pikir, mengapa ada wacana untuk mengembalikan presiden dipilih oleh MPR. Pasalnya, memunculkan wacana itu seakan memperlihatkan mudah lupa sejarah bagaimana di tengah jalan presiden sangat mudah di impeachment/dijatuhkan.

Analis politik Pangi Syarwi Chaniago menilai wacana yang menginginkan presiden kembali dipilih MPR merupakan pengkhianatan terhadap agenda reformasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close