Revitalisasi Jalur Kereta untuk Angkutan Penumpang dan Wisata
jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menghidupkan kembali jalur-jalur kereta api yang sudah lama mati.
Yakni mulai dari Pulau Sumatera sampai Pulau Jawa. Harapannya dengan kembali aktifnya jalur-jalur itubisa menjadi penghubung antar kota.
Kepastian itu disampaikan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono. Menurut Bambang banyak jalur kereta api yang dulu berfungsi namun kini mati. Seperti jalur kereta api dari Lampung menuju ke Sumatera Utara.
Selain di Sumatera, di pulau Jawa pun kondisinya sama. "Akan kami maksimalkan jalur-jalur yang sudah lama tidak digunakan. Itu bagian dari rencana induk perkeretapian," jelasnya.
Bambang mengatakan, revitalisasi akan dimulai di pulau Jawa. Tepatnya di Jawa Tengah. Salah satunya yakni di jalur Kedungjati Grobogan-Tuntang Semarang-Ambarawa Semarang.
Panjang lintasan itu 36,7 km. Makmur menjelaskan jalur itu merupakan lintasan paling tua kereta api di Indonesia. Dulu terdapat rel membentang yang menghubungkan tiga tempat itu. Kini sudah banyak rel yang terkibur tanah dan bahkan hilang ditindas hunian. "Sudah ada sebelum merdeka. Kira-kira tahun 1970," jelasnya.
Selain itu, kata dia, jalur itu merupakan jalur wisata. Sebab menghubungkan ke stasiun Ambawara. Yang kini dijadikan untuk wisata kereta api. "Ambarawa museum kereta api terbesar di asia tenggara," paparnya.
Direktur Lalu-lintas dan Angkutan Kereta Api Kemenhub mengatakan mendukung proyek revitalisasi jalur kereta api itu. Menurut dia dengan mengaktivkan kembali jalur-jalur yang sudah mati maka memberikan alternative transportasi. "Selama ini jalan darat sudah sesak dengan kendaraan pribadi," ujarnya.
Hanggoro mengatakan pembangunan itu ditargetkan akan selesai akhir tahun. Nantinya jalur itu akan dilewati untuk kereta barang maupun kereta penumpang. karena jalur itu merupakan pertemuan jalur utara dan selatan.
Terpisah, Kepala Humas PT KAI Makmur Syaheran mengatakan, proses revitalisasi itu bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Pemda setempat. Pembangunannya dilakukan oleh Kemenhub, sedangkan pembebasan lahan tugas dari walikota atau bupati.
Kini proses pembebasan lahan sedang berjalan. Makmur mengatakan pihaknya sudah mendata jumlah bangunan dan Kepala Keluarga (KK) yang akan mendapatkan ganti bongkar. Total warga yang akan menerima ganti bongkar rumah sekitar 160 KK. Menurut dia, pemerintah hanya akan menyediakan uang untuk membongkar rumah. Karena tanah itu merupakan akses kereta api.
Untuk besarannya ganti bongkar bervariasi. Bangunan permanen harga yang dipatok Rpk 250 ribu per meter persegi. Sedangkan untuk bangunan semi permanen Rp 200 ribu per meter persegi. "Pagar juga akan dihitung," jelasnya.
Ke depannya, menurut Makmur, jalur itu akan sangat menguntungkan bagi daerah setempat. Sebab akan dilewati oleh kereta penumpang dan barang. Selain itu akan beroperasi kereta api wisata.
"Akan sangat menguntungkan. Karena akan banyak hotel-hotel baru dibangun sehingga memberikan pemasukan bagi daerah," terangnya.
Lebih lanjut dia mentargetkan, akhir bulan Agustus atau awal September semua lahan sudah bisa dibebaskan. Setelah itu pembangunan akan dikebut. Makmur berharap akhir tahun jalur itu sudah bisa digunakan.
Setelah Kedungjati Grobogan-Tuntang Semarang-Ambarawa Semarang, PT KAI akan melakukan revitalitalisasi jalur yang lain. Yakni Semarang ke Demak setelah itu menuju ke Rembang. Selain itu Purwokerto menuju Wonosobo. "Harapannya pemda dan stake holder bisa turut membantu," kata dia. (aph)