RI Tuan Rumah Konfrensi Kemanusiaan
Kamis, 30 Oktober 2008 – 14:55 WIB
Sekitar 300 LSM dan HAM dari dalam dan luar negeri akan bertemu untuk mendiskusikan berbagai bentuk bantuan kemanusiaan untuk menolong warga Pelestina, baik yang hidup dalam suasana penjajahan maupun warga Pelestina yang hidup di kamp-kamp pengungsian, yang tersebar di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah.
Partisipasi Indonesia juga upaya untuk ikut berpartisipasi mewujudkan perdamaian dan keadilan dunia. Di masa perjuangan melawan penjajahan dulu, lanjut Suripto, Indonesia juga mendapat dukungan negara lain. “India memberi bantuan pangan di masa perjuangan dulu. Lalu, pemerintah Mesir tercatat sebagai negara pertama yang memberi pengakuan internasional atas kemerdekaan RI di tahun 1945. Semua itu tidak lepas dari kepedulian masyarakat dunia terhadap nasib rakyat Indonesia,” urai Suripto yang juga Ketua Komite Nasional untuk Rakyat Pelestina (KNRP).
KNRP merupakan organisasi kemanusiaan nasional yang didedikasikan untuk membantu rakyat Pelestina. Sejumlah tokoh nasional seperti Permadi, Abdillah Toha, Khofifah Indar Parawansa, Tuty Alawiyah merupakan anggota dari organisasi yang didirikan pada Mei 2006 lalu itu.
Suripto menambahkan, beberapa waktu lalu pemerintah negara-negara Asia dan Afrika, dimulai oleh Indonesia dan Afrika Selatan, menyelenggarakan Ministrial Conference di Jakarta, tentang capacity building untuk Pelestina. LSM kemanusiaan atau organisasi hak azasi manusia, sebagai bagian gerakan masyarakat sipil internasional, katanya, bisa juga menjalankan peran signifikan dalam mempercepat capacity building untuk masyarakat Pelestina. “Berbagai proyek dan program dapat dilakukan melalui jaringan serta kerja sama LSM untuk membantu masyarakat Pelestina dalam mencapai kesejahteraan serta hidup yang lebih baik,” kata pria yang pernah mengunjungi sejumlah kamp pengungsi Pelestina di Lebanon.(eyd)