Rian tak Suka Ditonton Ibunya, tapi Saat Final Asian Games..
Setelah sang suami tiada, Umi Marwati terus memberikan dukungan kepada anaknya. Perempuan yang kesehariannya berdagang ini meyakini pilihan anaknya tidak salah. Karena itu, dia yakin anaknya akan mampu mencetak prestasi.
Umi menceritakan dengan penuh haru bagaimana perjuangan Rian bisa sampai ke titik prestasinya seperti ini. Rian mengenyam pendidikan formal di SDN Grojogan, SMPN 3 Banguntapan, dan SMA N 1 Sewon.
Kemudian, dia dia memutuskan untuk ikut bergabung dalam perkumpulan bulutangkis. Sejak kelas 5 SD Rian sudah memperlihatkan prestasi di bidang olahraga bulutangkis. “Hal ini membuat masa bermain Rian semasa kecil berkurang,’’ jelasnya.
Selama di Jogja, Rian berlatih bulutangkis di Klub Trisna Jaya. Dan ketika kelas 2 SMA Rian akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Klub PB Jaya Raya, Jakarta sampai sekarang. Dari klub inilah, Rian lolos seleksi Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) di Cipayung.
Menurut Umi, Rian adalah tipikal anak yang tidak suka ditunggu saat sedang latihan. Umi biasanya hanya mengantar Rian dan tidak pernah menungguinya saat berlatih. Selama Rian di klub Umi hanya dua sampai tiga kali datang untuk menjenguk Rian.
”Di Jakarta pun saya hanya dua kali menengok. Biasanya Rian yang menyempatkan untuk pulang,” jelas Umi.
Ketidaksukaan Rian dilihat oleh orang tuanya saat berlatih maupun bertanding, membuat Umi menonton pertandingan tanpa sepengetahuan Rian.
Namun berbeda saat Rian mengikuti Asian Games 2018, Rian menawarkan Umi untuk hadir dan menonton pertandingannya. Umi pun menyempatkan hadir pada pertandingan final.