Riau dan NTT Jadi Target Utama Pengembangan Sertifikasi
jpnn.com - jpnn.com - Sebanyak 12 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Energi Terbarukan dirintis oleh Peka Energi dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TK,BMTI).
Rintisan 12 SMK ET ini untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja lulusan SMK untuk megaproyek 35 ribu megawatt.
Menurut Iman Permana, widyaiswara (pelatih) P4TK,BMTI, kebutuhan lulusan SMK ada 11 ribuan. Dari lulusan SMK ET ini diharapkan bisa memenuhi sekitar 7000-an tenaga kerja bidang operator maupun teknisi ET.
Saat ini, Peka Energi dan P4TK BMTI bekerja sama dengan 12 SMK melatih 155 guru SMK tentang Teknik Energi Terbarukan (TET) untuk emppat sumber energi yaitu, surya, angin, hidro dan biomassa.
"Program ini akan menghasilkan lebih dari 200 lulusan sebagai calon operator/teknisi energi terbarukan yang kompeten dan siap memasuki pasar kerja TET," ungkap Iman, Sabtu (4/2).
Ke-12 SMK TET itu adalah: SMKN 1 Lingsar, SMKN 2 Kuripan, SMKN 1 Kuripan yang terletak di Kabupaten Lombok Barat. SMKN Bayan, SMK Al-Bayan, SMKN 1 Tanjung di Kabupaten Lombok Utara SMKN 1 Pringgabaya, SMKN 1 Sakra di Kabupaten Lombok Timur, SMKN 1 Kupang, SMKN 1 Batukliang Utara, dan SMKN 2 Praya Tengah di Kabupaten Lombok Tengah dan SMKN 3 di Kota Mataram.
"Riau dan NTT akan jadi sasaran utama pengembangan sertikasi energi terbarukan. Ini karena dua wilayah tersebut, sumber energi terbarukannya sangat besar sehingga tenaga kerja perlu disertifikasi dan tidak perlu mendatangkan tenaga kerja dari luar," ujarnya.
Dijelaskan Iman, pelatihan dan sertifikasi tidak hanya fokus kepada siswa dan guru. Masyarakat sekitar yang tertarik dengan energi terbarukan akan dilatih serta disertifikasi sehingga siap masuk ke dunia usaha dan industri terbarukan.