Ribuan Mahasiswa Gelar Mimbar Bebas Untuk Kritik Jokowi dan Tolak Dinasti Politik
jpnn.com, SURABAYA - Ribuan anak muda yang tergabung dalam Aliansi Mahasiwa Jawa Timur Bersama Masyarakat Selamatkan Demokrasi, menggelar mimbar bebas di Universitas Dr. Soetomo (Unitomo), Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
Mimbar bebas digelar sebagai bentuk kecaman dan penolakan mahasiwa beserta masyarakat atas adanya praktik politik dinasti dan nepotisme yang secara gamblang dipertontonkan di rezim pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Koordinator Aliansi Mahasiswa Jawa Timur, Abi Naga Parawansa menyampaikan kekecewaan mereka dan masyarakat terhadap dua periode kepemimpinan Jokowi.
“Sudah dua periode ini Jokowi menduduki jabatan itu, tetapi banyak tindakan ceroboh dari pemerintahan di era Jokowi yang tidak berkeadilan terhadap rakyat-rakyat kecil. Mirisnya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan makin memenjarakan rakyat dalam rangka menjaga kekuasan demi kepentingan nafsu oligarki," kata dia dalam siaran persnya, Jumat (17/11).
Abi mengatakan hal itu dapat dirasakan setelah ramai isu tentang penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Kemudian sekarang muncul putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 terkait batas usia minimal capres dan cawapres pada 16 Oktober 2023.
"Peristiwa ini makin membuat masyarakat bingung dan terheran-heran dengan yang terjadi di dalam tubuh pemerintah,” kata Abi.
Abi menjelaskan putusan MK tersebut memiliki banyak konflik kepentingan antara Jokowi dan Ketua MK Anwar Usman, yang dinilai telah menggelar karpet merah untuk pencalonan Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres dalam Pilpres 2024 mendatang.
Kredibilitas MK sebagai lembaga tinggi negara pun patut dipertanyakan lantaran dalam prosesnya hingga diputuskannya putusan tersebut dipenuhi dengan kejanggalan demi kejanggalan.