Ribuan Petani Butuh Jembatan
Senin, 11 Maret 2013 – 10:15 WIB
"Di areal itu terdapat sedikitnya 150 hektare kebun karet, sawah sekitar 30 hektare, dan puluhan hektare tanaman lainnya," terang Harmaini sambil menunjuk ke arah ladang dan sawah yang harus dicapai dengan menyeberang sungai.
Dia menjelaskan, pada 2010, melalui swadaya masyarakat serta bantuan donatur, pernah dibangun jembatan untuk lalu lintas petani. Namun 1,5 tahun kemudian, jembatan kayu itu roboh diterjang air bah.
Anggota DPRD Solsel Mukhlis yang juga warga Pauhduo mengharapkan pembangunan jembatan dan peningkatan akses jalan usaha tani mendapat perhatian. Sebab, majunya perekonomian ribuan masyarakat petani di sana sangat tergantung pada ketersediaan infrastruktur. "Masyarakat tentunya berharap adanya pembangunan jembatan yang permanen di sini. Saya sendiri pun pernah merasakan, bagaimana beratnya menjunjung buah kelapa dari ladang untuk di bawa pulang. Tidak bisa diangkut dengan gerobak, karena harus menyeberang sungai," kenangnya. (sih)