Rich Weber
Oleh Dahlan IskanMereka tidak mau rumahnya besar, halamannya sempit. Membersihkan rumahnya berat. Dan lagi hanya berdua.
Tetangga terdekatnya amat jauh. Kira-kira setengah kilometer dari rumahnya.
Itulah prinsip hidup keluarga Amerika. Muda menyiapkan anaknya, tua tidak mau merepotkan anaknya.
Mereka tidak akan pernah mengeluh: kok anaknya tidak mau merawatnya. Pun kalau anaknya mau. Mereka tidak mau.
Mengapa ada adagium 'orang tua terbaik adalah orang Tionghoa?`.
Menurut adagium itu orang tua Tionghoa bekerja keras untuk anaknya. Berhemat untuk anaknya. Menumpuk harta untuk anaknya. Sampai lupa memikirkan diri sendiri. Di masa tuanya marah-marah. Dalam hati. Kok anaknya tidak mau membalas budi.
Bahkan sering bertengkar. Sang anak sudah merasa mengabdi. Orang tua merasa belum sebanding. Dengan pengorbanan mereka.
Sering ada lelucon. Sang anak ngotot. "Saya kan sudah mengabdi. Sudah saya carikan rumah jompo. Agar orang tua saya bisa bersosialisasi dengan sesama orang tua."