Ringkus Komplotan Baterai Tower
jpnn.com - SURABAYA - Unit Kejahatan Umum (Jatanum) Polrestabes Surabaya meringkus komplotan pencuri baterai tower seluler yang sudah beraksi di banyak lokasi. Dua pelaku diamankan, sedangkan seorang masih menjadi buron polisi. Selama ini, aksi mereka berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain.
Dua orang yang ditangkap masing-masing adalah Riyanto, 38, warga Randekansari Driyorejo, Gresik, dan Sutamin, 42, yang masih tetangganya. Sementara itu, pelaku yang masih berkeliaran adalah Gomber.
Setiap kali beraksi, mereka membawa airsoft gun untuk berjaga-jaga. ''Biasanya untuk menakuti petugas sekuriti yang menjaga tower,'' jelas Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete kemarin (12/4).
Komplotan itu memiliki peran masing-masing. Riyanto kebagian tugas sebagai eksekutor. Dia masuk ke area tower dengan menggunting kawat pagar dengan pemotong besi. Di sisi lain, dua temannya mengawasi bila sewaktu-waktu penjaga memergoki mereka.
Setelah berhasil masuk, Riyanto menggunting potongan kabel yang tersambung dengan baterai. Dia lalu mengopernya pada Sutamin yang sudah menyiapkan mobil untuk mengangkut barang curian tersebut. ''Harga satu baterai tower itu bisa mencapai Rp 12 juta,'' imbuh Takdir.
Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1998 itu menambahkan, berdasar hasil pemeriksaan, trio pencuri tersebut sudah beraksi di enam kota. Yakni, Surabaya, Tuban, Mojokerto, Lamongan, Probolinggo, dan Pasuruan. Yang paling banyak adalah didapatkan di Tuban. Sebanyak 20 baterai tower diembat dari empat lokasi berbeda di kota itu.
Takdir menuturkan, kali terakhir mereka mencuri baterai milik salah satu perusahaan seluler di Rungkut Madya bulan lalu. Perusahaan itu lantas melapor kepada pihak berwajib. Dari situ, polisi langsung bergerak memburu mereka.
Sementara itu, tersangka Sutamin mengaku, baterai-baterai tersebut dijual di pasar loak kawasan Surabaya. Baterai berbentuk kotak itu ditimbang terlebih dahulu. Jadi, semakin berat hasil curian mereka, semakin besar penghasilan yang diterima. ''Jualnya bisa laku Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta,'' katanya kepada polisi. (did/git/mas/jpnn)