Rishi Sunak, Minoritas Pertama di Pucuk Pemerintahan Inggris
Lain dari itu, sisi lain dari kemenangan Rishi Sunak adalah bahwa demokrasi telah menunjukkan fungsi aslinya, yakni memberikan kesempatan yang sama kepada siapa pun untuk memangku jabatan publik.
Ini terjadi saat dunia dewasa ini acap dikubur oleh politik sektarian yang kadang menjadi warna demokrasi langsung yang memang tak bisa melepaskan diri dari ekses negatifnya.
Dalam keadaan tertentu, demokrasi langsung kadang gagal memilih penguasa terbaik karena proses pemilihan tidak dimandatkan kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan yang cukup untuk memilih pemimpin.
Dalam lain kesempatan demokrasi langsung kerap menciptakan ironi karena malah menjadi tiket berkuasa untuk orang licik dan tak bermoral yang menyebut diri pelindung rakyat, yang bahkan tak jarang membuka jalan kepada tiranisme.
Tapi kemenangan Sunak sepertinya tak akan terlalu beresonansi kepada sistem selain demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan.
Demokrasi perwakilan kadang berhasil menghadirkan lingkungan yang memberikan kesempatan sama untuk semua warga negara, tak peduli warna kulit, agama, etnis, atau asal usulnya. Yang dinomorsatukan oleh sistem ini adalah kapabilitas, komitmen, dan rekam jejak.
Sebaliknya demokrasi langsung kadang lebih memilih medan emosi massa yang kadang pula menomorduakan kapabilitas dan rekam jejak.
Meski begitu, demokrasi perwakilan yang memungkinkan warga minoritas seperti Rishi Sunak bisa berada di puncak pemerintahan Inggris dan demokrasi langsung seperti dipraktikkan banyak negara termasuk Indonesia, tetap lebih baik ketimbang autoriterisme dan diktatorisme.