Rizal Ramli Peringatkan Ancaman Krisis Lebih Mengerikan dari 1998
"Oktober 1996, kami mengeluarkan laporan setebal 150 halaman, bahwa ekonomi Indonesia pada 97 dan 98 akan mengalami krisis yang sangat besar, ada angka-angka dan simulasinya, tetapi dibantah analis di dalam dan luar negeri," ujar Rizal.
"Mereka mengatakan ekonomi baik-baik saja, bahwa 97-98 akan baik-baik saja. Pengusaha juga membantah, Menkeu, bank sentral dan kemudian apa yang kami ramalkan 2 tahun sebelumnya akhirnya terjadi. Nyaris sama," sambungnya.
Kemudian pada Oktober 1997 di pertemuan Seskogab di Bandung yang dihadiri sekitar 200 jenderal dan kolonel disampaikan oleh Rizal Ramli bahwa Pak Harto kemungkinan akan jatuh karena hal itu. Namun, lagi-lagi hal itu dibantah karena Pak Harto posisinya sangat kuat.
"Kami tegaskan bahwa kalau melihat situasi geopolitik, ekonomi dan sosial, Pak Harto bakal jatuh sebentar lagi dan diganti. Kaget semua tetapi seperti biasa dibantah-bantah dan akhirnya terjadi," katanya.
Padahal akhir April 1998 tidak ada orang Indonesia atau pun elite indonesia yang percaya bahwa Soeharto akan jatuh.
"Pak Harto itu kuat sekali, baru saja terpilih kembali 11 Maret, nyaris mayoritas, didukung oleh tentara dan semua kalangan bisnis. Tidak ada yang menyangka bahwa satu bulan setengah kemudian Pak Harto selesai," tuturnya.
Tidak ada yang menyangka, karena krisis ekonomi 98 itu sangat besar dan cara penyelesaian Pak Harto relatif mengikuti cara IMF, jalan ke arah kehancuran.
"Berbeda dengan dua negara lain yaitu Korea Selatan begitu ada krisis 97, mereka membawa 100 taipan ke New York minta tolong kepada Gubernur Bank Sentral AS, Alan Greenspan sama Menkeu AS agar dipanggilkan seluruh kreditor, kasih kredit ke taipan Korsel, duduk selama seminggu untuk melakukan work out loan, akhirnya korsel keluar cepat dari krisis," katanya.