Robert Pebble
Dahlan IskanRobert --yang merawat saya sebelum, selama, dan sesudah operasi ganti hati-- pemuja lapangan golf di mana pun.
Waktu saya keliling Inggris selama sebulan, sebelum Covid, saya perlukan mampir ke lapangan golf St Andrew di Skotlandia utara. Yang dia bilang terbaik di dunia.
Di situ Robert belajar manajemen lapangan golf. Waktu itu dia diminta almarhum Lee Kuan Yew memimpin satu lapangan golf di Singapura. Dia harus belajar dulu di "kampus" terbaik dunia.
Pebble Beach Golf di Carmel termasuk yang terbaik itu. Saya baca papan prestasi di situ. Saya lirik etalase butik-butik yang jual apa saja yang terkait golf. Saya baca harganya: dompet langsung mengempis.
Saya percaya kehebatan Pebble Beach, meski bagi saya terasa sama saja: enak dipandang sulit dipegang.
Kota pantai Carmel sendiri memang istimewa. Anda sudah tahu bintang film Hollywood siapa saja yang punya rumah di sini.
Hari itu sudah terlalu senja untuk ke golf Pebble Beach. Kami pilih kya-kya dulu seputar kota. Langit senja sangat cerah. Udara sejuk. Bikin perut kian lapar.
Maka sebelum menyaksikan sunset di pantai Carmel, kami makan dulu. Kevin pilihkan kami restoran Jepang: Toro. Dekat pantai. Dapat meja di luar. Justru lebih indah. Hawa terlalu sejuk, pelayan menyalakan obor dari gas di dekat meja makan. Duh, romantisnya --kalau saja kami masih muda.