Rombak Kurikulum
Oleh Dahlan Iskan"Mengapa harus 'atau'?“ ujar Prof. Dr. Ir. Mohamad Nuh, mantan Mendiknas. Mantan Menteri Kominfo. Alumnus ITS dan Prancis. Mantan rektor di almamaternya.
Dan yang penting, di zaman Pak Nuh-lah kurikulum 'K-13' dirumuskan. Yakni di tahun 2013.
"Saya memilih 'dan'. Bukan 'atau'," ujar beliau.
Maka, katanya, yang akan dicetak adalah 'manusia yang pintar dan berkarakter dan berbudi pekerti baik.
"Pintar saja tidak cukup," katanya.
Tentu Pak Nuh siap berargumentasi. "Teknologi itu berubah terus. Mungkin tiap tahun. Bahkan bisa tiap tiga bulan," katanya.
Maka kurikulum yang diperlukan adalah yang bisa membuat kapasitas otak menjadi besar. "Kalau kapasitas otaknya besar manusia bisa menerima perubahan secepat apa pun," katanya.
Saya tahu kapasitas otak Nadiem Makarim juga sangat besar. Namun persoalan kurikulum yang harus direformasi besar-besaran ini bisa membuat otak besarnya itu kian bertambah besar.
Agar tidak meledak.(***)