Room Mate, Jadi Pasutri Bohongan
Human tragedy yang biasanya muncul dalam kebanyakan film di Iran, nyaris tak terlihat dalam film ini.
Berbagai adegan yang dikemas dengan pola editing yang ketat dan cepat membuat penonton merasa gemas, penasaran dan bahkan tertawa terbahak-bahak. Film ini juga mengajak penonton untuk melihat bagaimana kehidupan masa kini di kota besar seperti Teheran, lengkap dengan problem-problem sosial seperti peredaran obat terlarang dan pelacuran.
Meski setting-nya adalah komedi romantik, sutradara film ini dengan ketat menjaga norma-norma yang selama ini diberlakukan bagi film-film Iran. Tak ada satu adegan pun yang memperlihatkan Mahsa dan Jamshid bersetubuh fisik. Mahsa juga tampil berkerudung di sepanjang film, meski ada beberapa adegan yang terjadi di kamar tidur serta ruang ganti. ''Mungkin ini yang membedakan Room Mate dengan film-film komedi romantik dari negara-negara lain,'' kata salah seorang pihak Astro Oasis, R Adityawati Asyari.
Karena tidak terima anaknya tinggal serumah dengan laki-laki yang bukan muhrimnya, akhirnya ayah Mahsa pun melaporkan peristiwa tersebut ke pihak kepolisian setempat. Akibatnya, Jamshid dijebloskan ke ruang tahanan, guna menjalani proses hukum.
Di penghujung film, terlihat Mahsa tak tegaan melihat Jamshid berada di ruang tahanan. Itu tampak jelas saat tetesan air mata membasahi wajah cantik milik Mahsa tatkala menjenguk Jamshid ke ruang tahanan.
Saat dijenguk Mahsa, Jamshid pun mengeluarkan potongan fotonya yang kala itu hasil rekayasa mereka berdua demi meraih tempat tinggal. Foto itupun dirobeknya oleh Jamshid, dan memberikan foto kepala Mahsa kepada yang bersangkutan, namun Mahsa malah mengambil foto potongan kepala milik Jamshid. Sambil tersenyum dan memberikan harapan, Mahsa pun minta pamit pada Jamshid.(sid/jpnn)