Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
Bangunan beratap sirap itu berdiri di atas lahan seluas 880 meter persegi. Sebagai rumah peninggalan era kolonial yang tergolong cagar budaya, bagian fasadnya tidak boleh dipugar.
Di dalam rumah itu juga terdapat banyak kenangan dan memori yang terbangun semasa Harry Roesli hidup. Layala menuturkan mendiang ayahnya melakukan banyak aktivitas pribadi di rumah bernomor 57.
Adapun untuk proses kreatif, Harry lebih banyak beraktivitas di studionya yang berada persis di samping rumah pribadinya. Harry dikenal sebagai salah satu tokoh penting di kancah musik Indonesia pada era 1970 – 1980an. Musiknya acap kali membawa pesan sosial dan kritik tentang kondisi masyarakat.
Cucu sastrawan kondang Marah Roesli itu memulai karier bermusiknya pada awal dekade 1970-an dengan band Gang of Harry Roesli. Namun, namanya kian kondang setelah mementaskan Rock Opera Ken Arok pada 12 April 1975 di Gedung Merdeka Bandung.
Layala Khrisna Patria, putra dari Harry Roesli, berfoto di depan wall of fame almarhum Harry Roesli di rumah pribadinya di Kota Bandung, Jawa Barat. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com
Sebagai musikus, Harry memiliki ciri khas dalam karya-karyanya yang memadukan rock, folk, dan elemen musik tradisional.
Walakin, seniman yang pernah kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu juga menimba ilmu tentang musik di Rotterdam, Belanda.