Rumah Terakhir Maria
Oleh Dahlan IskanJumat, 04 Januari 2019 – 08:28 WIB
“Apakah ini hotel?” tanya saya.
“Ini gereja Katolik,” jawab si Irlandia.
Saya pun mendorong pintu depan gereja itu. Beberapa orang masih asyik bicara. Sambil melingkari sosok yang diajak bicara: pastor.
Saya ikut menyalami sang pastor. Memperkenalkan diri dari Indonesia. Tanpa menyebut nama.
Lalu mengajukan beberapa pertanyaan. Salah satunya membuat saya sendiri malu. Terlalu pertanyaan wartawan.
“Apakah di rumah itu juga makam Perawan Maria?” tanya saya.
Sang pastor tidak segera menjawab. Saya segera merasa malu. Lalu minta maaf.
Seperti orang baru sadar. Bahwa Maria dipercaya ikut moksa. Bersama jasadnya. Seperti juga putranya.