Rumah Terakhir Maria
Oleh Dahlan Iskan“Sebagai orang Katolik rupanya Anda lupa…,” ujar sang pastor. Mengira saya pasti Katolik. Kok mau datang ke dalam gereja itu.
“Ya ya ya… Saya lupa… Perawan Maria ke sana bersama jasad,” kata saya menyelesaikan kalimat pastor yang terpotong itu.
Ia pun tersenyum ramah. Lalu kembali menyalami saya. Sambil melayani jemaat lain yang mengerumuninya.
Selesai. Membawa pulang malu.
Tidak jauh dari rumah Maria ada kota besar. Pengganti Ephesus yang tinggal puing.
Namanya kota Selcuk. Saya tidak jadi mampir ke situ. Toh ke Izmir tinggal satu jam. Lewat Otoban. Alias Otoyol.
Lebih baik makan siang di Izmir saja. Di pinggir teluknya yang terkenal.
Setelah makan siang saya ingin ke gereja lain. Yang sejak dua tahun lalu sangat terkenal.