Rupiah di Titik Terendah Tahun Ini, Begini Kata Gubernur BI
’’Apalagi, kondisi impor sekarang memang banyak yang lagi tiarap. Kalau jangka pendek mungkin aman karena rata-rata aktivitas yang dijalankan merupakan kontrak tahun sebelumnya,’’ terang Erwin.
Hal senada diungkapkan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Bidang Kebijakan Publik Danang Girindrawardana.
Dia menyebutkan bahwa pelemahan rupiah terjadi secara gradual sejak dua minggu terakhir. ’’Pada level hari ini cukup mengkhawatirkan dan menjadi sinyal bagi BI untuk mempertimbangkan perlu intervensi atau menunggu,’’ ujarnya.
Menurut Danang, kalangan industri memprediksi hal tersebut sejak beberapa minggu lalu.
’’Saat ini di Rp 13.500 masuk pada ambang psikologis pelaku pasar. Kalangan industri harus melakukan antisipasi dengan cepat. Sebab, kebutuhan USD untuk bahan-bahan baku produksi mencapai 60 sampai 70 persen impor,’’ tambahnya.
Kondisi itu lebih berbahaya, lanjut Danang, jika rupiah jatuh kembali di Rp 15.000 di akhir November 2017.
’’Hal tersebut akan mengakibatkan rush beli meningkat dan efek domino,’’ tuturnya. (rin/agf/c22/sof)