Rupiah Makin Melemah, BI Anggap tak Ada Masalah
jpnn.com - JAKARTA – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) dalam beberapa hari terakhir ternyata ditanggapi santai oleh Bank Indonesia. Bank sentral menilai, itu merupakan hal yang wajar.
Berdasar data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, kurs rupiah ditutup di level 13.267 per USD atau melemah 15 poin dibanding perdagangan sehari sebelumnya.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyatakan, pergerakan nilai tukar rupiah masih sesuai koridor. Sebab, tidak ada masalah dari sisi fundamental ekonomi.
’’Kalau sekarang Rp 13.200 dan mungkin melemah lagi, kami masih comfortable. Sisi inflasi baik. Kalau kurs Rp 13.200, nggak apa-apa,” ujarnya kemarin (25/8).
Dia melanjutkan, inflasi per Juli lalu mencapai 1,8 persen (year-to-date) dan 3,2 persen (year-on-year). Selain itu, indikator makroekonomi menunjukkan kondisi yang terjaga.
Defisit ekspor-impor barang dan jasa juga berada pada level yang baik. Yakni, 2,1–2,3 persen dari produk domestik bruto. Karena kurs rupiah menganut rezim kurs mengambang, nilainya naik-turun bergantung pada sentimen pasar.
Kondisi itu berbeda dengan yen atau poundsterling. ’’Perkembangan hingga hari ini tidak ada yang kami khawatirkan,” tutur Mirza.
Rupiah mengalami pelemahan 70 poin sejak pekan lalu. Pelemahan tersebut dipicu pernyataan Bank Sentral AS, The Federal Reserve, yang mengindikasikan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate pada November atau Desember.