Rupiah Melemah, Ekspor Elektronik Bertambah
Sabtu, 25 Oktober 2008 – 10:17 WIB
“Kita tetap optimis target ekspor tercapai. Pasar elektronik di dunia cukup besar dan menjanjikan, pertahun peningkatannya rata-rata sekitar 15 persen,” ujar Dirjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Deparetemen Perindustrian, Budi Darmadi.
Kondisi ekonomi global yag kurang baik menjadi alasan Depperin untuk menargetkan ekspor lebih rendah dibanding tahun lalu. Pada tahun ini, Depperin menargtekan ekspor elektronik untuk produk konsumsi sebesar USD 1,8 miliar, lalau ekspor produk elektronika untuk keperluan industri sebesar USD 1,7 miliar dan ekspor komponen dan bagian elektronik sebesar USD 3 miliar. “Industri elektronik nasional masih mempunyai potensi yang besar untuk terus berkembang di masa yang akan datang,” tegasnya.
Relationship Marketing Manager PT Hartono Istana Teknologi, Santo Kadarusman mengaku terus berusaha untuk meningkatkan ekspor ditengah krisis global sekarang ini. Ekspor produk elektronik Polytron selama ini telah mencapai 15 persen dari total penjualan Polytron. “Tahun ini kami mempunyai target penjualan pasar ekspor sbisa meningkat hingga 20 persen dari total penjualan. Sedangkan 80 persennya untuk penjualan domestik,” lanjutnya.
Saat ini, produk Polytron sudah diekspor ke 25 negara, termasuk negara-negara di Timur Tengah. Tercatat, permintaan lumayan besar seperti dari Filipina, Thailand, Myanmar, India, Srilanka, Pakistan, Bahrain, dan Vietnam. Produk-produk terbaru terus diperkenalkan, misalkan perangkat audio Polytron Nano Hi-Fi. “Produk ini dipasarkan mulai bulan Oktober 2008, untuk pasar domestik dan ekspor. Harga jual Rp 2,6 juta domestik dan USD 300 untuk ekspor,” terangnya.
Chief Departement Senior Manager Sharp, Herdiana Anita mengakui bahwa krisis global sekarang ini tidak meneurunkan eskpor produk elektronik. Justru dengan adanya penguatan nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah, produsen elektronik menangguk untung. Selama ini Sharp mengekspor produk Televisis dan Kulkas-nya ke berbagai negara. “Ekspor justru lebih bagus karena dolar naik. Hingga saat ini baik-baik saja,” jelasnya. (wir)