Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rupiah Menguat Signifikan

Jumat, 20 September 2013 – 07:42 WIB
Rupiah Menguat Signifikan - JPNN.COM

jpnn.com - JAKARTA - Penundaan langkah tapering off oleh bank sentral Amerika (The Fed) seolah menjadi antiklimaks dari gejolak pasar keuangan dunia dalam beberapa bulan terakhir. Aksi itu pun berdampak pada penguatan signifikan nilai tukar mata uang emerging market, termasuk Indonesia.

Ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Doddy Ariefianto mengatakan, penundaan tapering off meredakan turbulensi di pasar keuangan global dan membalikkan aliran modal yang selama ini kabur dari emerging market ke AS, kini kembali masuk ke emerging market seperti Indonesia.

"Ini tecermin dari penguatan Rupiah dan IHSG (indeks harga saham gabungan)," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (19/9).

Sebagai gambaran, nilai tukar Rupiah berdasar Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Rupiah kemarin ditutup di posisi 11.278 per USD, menguat 214 poin dibanding penutupan sehari sebelumnya yang di posisi 11.492 per USD.

Di pasar spot, Rupiah menguat lebih signifikan dan kembali ke level di bawah 11.000 per USD. Data kompilasi Bloomberg menunjukkan, kemarin Rupiah ditutup di posisi 10.847 per USD, menguat 477 poin atau 4,21 persen dibanding penutupan hari sebelumnya. Penguatan ini merupakan yang terbesar dibanding seluruh mata uang dunia lainnya.

Sementara itu, di pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin diwarnai maraknya aksi beli saham oleh investor. AKibatnya, IHSG pun melonjak 207 poin atau 4,65 persen ke level 4.670. Ini merupakan penguatan terbesar dibanding bursa-bursa utama di regional Asia.

Ekonom Sustainable Development Indonesia (SDI) Dradjad Wibowo menambahkan, penundaan tapering off mambuat pasar keuangan dan pasar modal Indonesia kembali mendapat limpahan dana asing sehingga harga-harga saham diproyeksi akan kembali rebound. "Ini seperti durian runtuh, tapi mungkin hanya 1 atau 3 bulan saja," katanya.

Karena itu, lanjut dia, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus terus fokus dan mendorong upaya perbaikan defisit transaksi berjalan (current account) untuk memperbaiki fundamental perekonomian Indonesia. "Dengan kondisi saat ini, saya kira Rupiah akan ada ekuilibrium baru di kisaran 10.500 sampai 11.000 per USD," sebutnya.

JAKARTA - Penundaan langkah tapering off oleh bank sentral Amerika (The Fed) seolah menjadi antiklimaks dari gejolak pasar keuangan dunia dalam beberapa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close