Rustriningsih Perkuat Dukungan Prabowo di Jateng
jpnn.com - JAKARTA - Dukungan politisi PDI-P Rustriningsih akan memperkuat suara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Jawa Tengah (Jateng) yang selama ini menjadi kandang banteng.
Bukan hanya swing voter, wakil gubernur (wagub) Jateng periode 2008-2013 itu akan menarik suara pemilih yang sebelumnya mendukung Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).
“Pengaruhnya kuat karena dia mantan wagub Jateng yang memiliki basis massa. Dia pernah dikecewakan oleh PDI-P,” ujar pengamat politik Arya Fernandes saat dihubungi, Selasa (1/7).
Kekecewaan yang dimaksud adalah tidak dipilihnya Rustriningsih sebagai kandidat calon gubernur Jateng periode 2013-2018. Padahal, dia merupakan salah satu kader terbaik PDI-P.
Merujuk survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), elektabilitas Prabowo-Hatta di Jateng terus menguat, berbanding terbalik dengan Jokowi-JK yang mengalami penurunan.
Survei terbaru yang dilakukan terhadap 2.400 responden di 33 provinsi 23-27 Juni 2014 lalu menunjukan, elektabilitas Prabowo-Hatta 35,42% dan 45,23% untuk Jokowi-JK.
Elektabilitas Prabowo-Hatta mengalami kenaikan dibandingkan survei sebelumnya yang berlangsung 17-21 Juni 2014. Yakni 29,71% untuk Prabowo-Hatta dan 59,71% untuk Jokowi-JK. “Secara psikologis, masuknya tokoh politik seperti Rustriningsih akan menambah semangat bagi pasangan capres-cawapres, sekaligus menjadi tambahan suara,” kata Arya.
Berdasarkan survei Puskaptis, saat ini masih ada 19,35% swing voter di Jateng atau meningkat dari sebelumnya yang hanya 10,57 %. Menurut Arya, dukungan Rustriningsih akan mendorong swing voter memilih Prabowo-Hatta pada pilpres 9 Juli mendatang.
“Dukungan itu akan memberikan efek elektoral kepada pemilih. Pemilih yang belum menentukan pilihan akan ikut memilih Prabowo-Hatta. Dan yang sudah memilih Jokowi-JK bisa beralih ke Prabowo-Hatta,” tuturnya.
Arya menambahkan, swing voter yang didominasi usia produktif dan tingkat ekonomi menengah sangat dipengaruhi debat capres-cawapres dalam menentukan pilihan. Gaya komunikasi Jokowi-JK yang kerap menyerang Prabowo-Hatta dinilainya bisa menjadi bumerang. “Publik kurang suka orang yang suka menyudutkan seseorang di depan publik. Itu akan mempengaruhi elektabilitas,” terangnya. (rmo/jpnn)