Saat Ketua MPR Ngevlog Bareng Raja Tato, Konsumennya Tak Sembarangan
Bamsoet sengaja mengangkat tema soal bisnis tato di tengah pandemi covid-19. Dia mencoba mendalami kenapa banyak kalangan suka tubuhnya ditato. Apalagi pandemi ini ternyata tidak begitu berdampak bagi bisnis gambar tubuh ini sebagaimana penjelasan Hendric.
Percaya atau tidak, konsumen Raja Tato ini banyak yang rela mengantre hingga hingga akhir tahun nanti. “Karena ini kerja seni maka untuk mendapatkan hasil yang maksimal tidak bisa tergesa-gesa. Sama seperti melukis,” jelas Hendric.
Bamsoet sendiri menilai bahwa seorang Hendric Shinigami termasuk seniman tato luar biasa. Dia tidak menato sembarangan orang. Sebelum menato, dia menanyakan terlebih dahulu alasan kenapa orang tersebut ingin menggambar tubuhnya. Jika tidak masuk akal, Hendric bahkan tak segan menolaknya.
"Membuat tato di tubuh tidak melanggar peraturan. Namun secara agama Islam ada larangan. Sehingga dikembalikan kepada keyakinan masing-masing pemeluk agamanya. Karenanya siapa pun yang ingin menato tubuh sebaiknya dipikirkan secara matang. Walaupun sudah ada layanan menghapus tato, namun bekasnya tidak bisa hilang sama sekali," tutur Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengingatkan agar tato sebagai sebuah seni jangan lagi terdegradasi menjadi simbol kriminalitas maupun aksi ugal-ugalan. Karenanya, seniman tato maupun orang yang ditato wajib menjaga perilaku diri karena mereka adalah cerminan.
“Yang terpenting jangan menjadikan tato sebagai simbol menakut-nakuti orang maupun gagah-gagahan,” pungkas Bamsoet.(jpnn)