Sabrina Setahun
Oleh Dahlan Iskan"Menjadi jelas sekali alam itu begitu indahnya. Bagi siapa saja yang mau melihatnya," sambungnyi.
Mungkin selama 49 tahun hidupnyi belum pernah Sabrina punya kesempatan bisa begitu lama melihat pohon. Sehari-hari hidupnyi selalu di atas pesawat. Atau di depan komputer.
Dalam tulisannyi itu Sabrina mengakui bahwa kini ritme kehidupannyi menjadi lambat. "Saya menjadi bisa membaca buku secara teratur. Dari sampul depan sampai sampul belakang," tulisnyi.
Kadang Sabrina juga mengisi perlambatan hidupnyi dengan melukis. Kini dia bisa dengan sabar menyelesaikan sebuah lukisan minyak.
Untuk mengisi waktu kosongnyi di tahanan Sabrina juga membaca berkas perkara. Dan menelitinya. Bersama kolega-koleganyi.
"Saya bisa punya waktu membaca cacatan-catatan di sidang pengadilan dengan cermat," tulisnyi. "Dan bisa mendiskusikannya dengan kolega-kolega saya," katanyi.
Sabrina kini memang ditahan di rumahnyi di Kanada. Di rumah yang sangat besar. Yang dijaga selama 24 jam sehari. Yang hanya sesekali saja ada sidang di pengadilan.
Sidang tahap pertamanya sudah selesai. Pengadilan sudah menjatuhkan vonis: untuk tetap menyidangkan perkara Sabrina.