Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Sabu Sabu asal China Banjiri Jakarta

Selasa, 18 Februari 2014 – 06:42 WIB
Sabu Sabu asal China Banjiri Jakarta - JPNN.COM

"Kedua pengendara mobil berhasil di bekuk dan tas yang dilempar berisi 5.0741,1 gram sabu sabu," beber dia.

Selain SB dan MS petugas BNN juga mengamankan dua orang lainnya yang terlibat dalam sindikat narkoba Malaysia - Aceh yakni pria berinisial BA dan NA. NA merupakan orang yang ditugaskan mengambil narkoba dari Malaysia, sedangkan yang menyetorkan uang untuk membeli narkoba tersebut. 

"Keempatnya merupakan Warga Negara Indonesia," ujarnya. Dalam penyidikan lebih lanjut, jaringan asal Aceh tersebut dikendalikan oleh terpidana kasus narkoba di salah satu lapas di Indonesia. 

Deddy enggan menyebut baik nama bos narkoba maupun nama lapas tersebut sebab masih dalam tahap pengembangan kasus. Namun dia merupakan sosok bandar narkoba kawakan, dan pemain lama.  "Dari sini saja saya sudah bisa tahu bahwa sabu sabu ini berasal dari Guangzhou," paparnya. 

Sebab sang bandar narkoba yang masih dirahasiakan itu pernah terlibat langsung dalam sindikat narkoba Guangzhou, China. Kasus itulah yang akhirnya terbongkar oleh petugas.  "Hasil pengembangan kasus dia tahun 2013 lalu kami informasikan ke polisi China. Ternyata polisi sana berhasil mengungkap kasus tiga ton sabu sabu yang diproduksi oleh clandestine industries (pabrik sabu sabu) di Guangzhou," ujarnya. 

Deddy mengakui, sindikat di Goangzhou memang memproduksi sabu-sabu besar-besaran. Kini Indonesia menjadi salah satu pasar utama untuk menjual barang haram tersebut karena tingginya permintaan. Seperti diketahui, prevalensi pengguna narkoba di Indonesia sekitar 4,2 juta. 

Sebagai sasaran utama pasar penjualan narkoba, banyak modus yang dilakukan oleh para bandar besar untuk mengirimkan barang haram itu ke tanah air. Mulai dari menyamarkan lewat paket, ataupun yang harus menelan narkoba. "Sistem pengiriman narkoba saat ini bandar tidak mau banyak-banyak memasok barang ke Indonesia. Karena saat ini risiko tertangkapnya lebih besar," kata Deddy.

Deddy menambahkan, dulu para bandar berani mengirimkan narkoba di atas 10 kilo gram. Tapi saat ini para bandar paling banyak mengirimkan 10 kilogram. "Tapi pengiriman itu disebar-sebar, jadi kalau tertangkap kerugian mereka tidak besar karena masih ada kemungkinan pengiriman yang lolos," tuturnya.

BUKAN hanya bus produk China yang banyak di Jakarta. Tetapi narkoba juga, terutama jenis sabu-sabu. Narkoba asal Negeri Tirai Bambu itu diduga mulai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA