Sadis! Bocah SD Dimutilasi Hidup-Hidup
Sempat Menjerit Saat Tangannya DisayatKamis, 30 Mei 2013 – 11:23 WIB
Edi Mulyadi menceritakan, korban merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini, masih duduk di kelas 1 SD. Ketika menjalani perawatan di rumah sakit, korban sempat sadar dan bercerita pengalaman tragisnya. “Anak aku bilang dia melihat waktu disayat pelaku. Terus kubilang mengapa tidak jerit" Kata anak aku dia tidak berani dan cuma jerit sekali,” terang Edi, ayah korban di rumah duka.
Edi mengenal pelaku sebagai orang yang penurut dan mudah bergaul. Pelaku juga sering menyampaikan undangan warga dan memimpin tahlilan di musala. "Saya sempat bertemu dan berbincang dengan pelaku sekitar dua minggu sebelum kejadian. Atas tindakan pelaku, keluarga korban berharap agar dihukum setimpal atas perbuatannya. Saya tidak menyangka kenapa dia bisa berbuat seperti itu. Dua minggu lalu, aku sempat bertemu dan dia nanya berapa anak aku?” terangnya sembari menggendong Ikbal (3), anak bungsunya.
Eni tampak duduk sembari memandangi anaknya yang sudah terbujur kaku. "Saat hendak menjemput anak saya, di tengah jalan bertemu dengan ibu pelaku, dia bicara kepadaku yang katanya kalau anak kamu dibunuh oleh anak aku," kata Eni dengan mata berkaca-kaca.