Sah! 1 Juni Hari Lahir Pancasila, Tantangan Berikutnya...
jpnn.com - JAKARTA - Tanggal 1 Juni sah ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Momen ini dianggap sebagai anugerah untuk disyukuri, karena Indonesia kini memiliki sejarah penting tentang lahirnya pemersatu bangsa.
Nah, hal itu juga yang menjadi pemicu sejumlah tokoh nasional dan 31 Ormas menggelar Indonesia Bersyukur. Acara yang digeber di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (1/6) malam ini dihadiri oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Koordinator Presidium KAHMI Mahfud MD, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly, Ketua Umum PA GMNI Ahmad Basarah, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Koordinator Pelaksana Indonesia Bersyukur Saifullah Yusuf, serta sejumlah tokoh lainnya.
Koordinator Presidium KAHMI, Mahfud MD dalam sambutannya mengatakan, malam ini pantas disyukuri karena Keppres tentang 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila telah diterbitkan.
"Kita patut bersyukur karena Pancasila sungguh luar biasa, bisa menyatukan 17500 pulau, dan 756 bahasa daerah, 6 agama di perundangan, kita bisa bersatu dan bisa rukun. Pancasila tumbuh dari bawah, Bung Karno bukan menyusun, tetapi menggali dari bawah," tambah mantan Ketua MK ini.
Atas dasar itulah, Mahfud mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga Pancasila dan mengaplikasikan dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
"Tantangan kita ke depan, dulu Pancasila kuat diserang oleh ideologi apapun, Pancasila tetap menjadi tempat kembali sebagai pemersatu. Tantangan kita adalah, pelaksanaan pancasila, implementasinya itu yang harus kita perjuangkan untuk mempertahankan Pancasila itu," ujarnya.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dalam sambutannya menyatakan, NU sejak dulu, sekarang dan seterusnya sudah punya prinsip dasar bahwa Indonesia sebagai negara NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sudah final.
"Dengan ditetapkannya 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila, maka Indonesia memiliki sejarah yang sangat penting sebagai bangsa yang punya nilai, bermartabat, bergensi dan dihargai bangsa-bangsa lain," katanya.