Sakit Hati karena Cinta dan Soal Utang
Selasa, 25 Agustus 2009 – 13:17 WIB
Malamnya tersangka yang sudah pulang ke rumah terkejut dengan kedatangan korban ke rumahnya sekitar pukul 21.00 WIB. "Dia mengajak saya kabur, tapi saya tolak, tapi dia mendesak karena ini bentuk bukti keseriusannya menikah dengan saya, tak bisa mengelak saya kemudian menuruti permintaannya, tapi kita gak ada tujuan, kami akhirnya sepakat untuk berjalan saja dengan mobil dia ke arah Banyuasin. Awalnya dia yang bawa, selanjutnya di Pangkalan Balai dia minta gantian," lanjut tersangka.
Di perjalanan, tersangka mengaku dipinta korban untuk menghubungi keluarganya. "Saya disuruh telpon ke rumah, kalau Alia sempat maen ke tempat saya tapi sudah pulang, ternyata telepon itu membuat curiga keluarganya, satu persatu mulai dari mama hingga papanya menelpon saya dan menanyakan keberadaan saya, saya sempat keceplosan memberi alamat kos saya, itu membuat Alia marah dan menyuruh agar kami mematikan handphone.
Kamis subuh sekitar pukul 04.00 WIB, tersangka mengaku kelelahan dan mereka sempat berhenti sebentar dikawasan Jambi mengarah ke Riau. "Saya lupa persisnya dimana, disana kita sempat melakukan hubungan intim pak, memang kita sudah sering melakukan ini sebelumnya jadi sudah tidak terlalu canggung, usai berhubungan kita kemudian mengobrol sampai akhirnya bertengkar, kita bertengkar dan dia terus memukul-mukul saya, setelah itu dia meminta agar hubungan kami bubar saja, soal uang katanya akan dikembalikan tapi tidak sekarang, tidak hanya itu yang paling membuat saya sakit hati dia mengatakan bahwa biar saja bubar, soalnya kan yang mendekati dia masih ada, seperti Reza dan dr Hafid yang lebih disetujui orang tuanya, jawaban tersebut membuat saya marah pak, langsung saja dia saya cekik lehernya dengan tangan kiri, kemudian keningnya saya pukul dengan tangan kanan, habis itu tengkuknya saya pukul dengan keras berkali-kali hingga dia langsung tewas, saya sempat kaget begitu tahu dia tewas, bingung saya pak," Ungkap pria berbadan tegap ini.