Salah Penanganan, Anak Korban Seksual Bisa jadi Pedofil
Cegah Anak Tumbuh Apatis”Side effect-nya anak mengalami gangguan paranoid, trauma berkepanjangan. Sering kali yang mengalami trauma seperti itu ketika dewasa mereka bermasalah terkait hubungan dengan lawan jenis. Mereka pandangannya jadi negatif pada lawan jenis, karena gangguan psikologis yang berat,” tuturnya.
Yang lebih ironisnya, sambung Fitriani, dampak lain dari efek kekerasan seksual yang diterima anak adalah mereka kelak bisa tumbuh menjadi pribadi yang apatis. Apalagi jika mereka tidak mendapat penanganan yang baik dan kurang penanaman nilai religiusitas, maka sangat mungkin kelak dirinya akan mempraktikkan tindakan tersebut alias menjadi pedofil.
Selain itu, tingkat kenakalan anak-anak korban kekerasan seksual akan menjurus kepada pergaulan bebas yang mendasar pada perilaku seks menyimpang. ”Perilaku seks anak korban kekerasan ke depan akan menyimpang dan menjurus ke pergaulan bebas. Inilah yang terjadi di negara berkembang, sehingga penyebaran penyakit kelamin hingga HIV terus menjangkit,” cetusnya juga.
Dia juga mengaku, sangat sulit menyembuhkan anak korban kekerasan seksual yang trauma berat. ”Bisa jadi mereka nanti akan menjadi pedopil atau yang lain. Inilah yang harusnya dihindari,” kata Fitriani. Oleh karena itu, lanjut Fitriani, untuk mengembalikan trauma anak yang menjadi korban pelecehan seksual perlu penanganan yang seirus.
Di antaranya, keperdulian keluarga yang mengembalikan rasa percaya diri, terutama pada rasa aman kepada anak untuk bercerita. Utamanya, peran lingkungan agar sang anak korban kekerasan tidak dikucilkan lingkungannya.
”Ya hanya dua itu yang penting. Dukungan dari keluarga dan lingkungan. Jika ini bisa dikendalikan maka efek positif akan dapat ditekan. Selain itu juga perlunya penindakan tegas dari aparat kepolisian untuk menindak keras pelaku pelecehan seksual agar memberikan efek jera dan tindakan kekersan seksual berkurang,” paparnya juga. (cok)
Lima Cara Hindari Kekerasan Seksual Pada Anak
1. Tidak Ada Rahasia
Ajarkan si kecil terbuka menyampaikan perasaannya, saat senang, sedih, takut dan gembira. Jika diperlakuan tak senonoh maka dia akan bercerita.
2. Jangan Kenakan Aksesoris Nama
Hindari aksesoris tertulis nama anak. Bisa saja orang tak dikenal menghampiri, lalu menyebutkan namanya seolah-olah kenal lalu menculiknya.
3. Ajarkan Menjaga Organ Tubuh
Katakan pada anak organ intim mereka tidak boleh dipegang sembarang orang. Jika ada yang memegangnya ajarkan berteriak atau lari.