Salam 3 Jari, Ini Pidato Lengkap Bamsoet sebagai Ketua DPR
jpnn.com, JAKARTA - Legislator Partai Golkar Bambang Soesatyo telah resmi menjadi ketua DPR. Politikus yang beken disapa dengan panggilan Bamsoet itu dilantik sebagai ketua DPR dalam rapat paripurna, Senin (15/1).
Usai mengucap sumpah jabatan ketua DPR, Bamsoet lantas menyampaikan pidato perdananya. Melalui pidato berjudul Senayan Pelangi Indonesia, politikus yang masih mengaku bangga sebagai wartawan itu berjanji akan membawa DPR agar seperti keinginan rakyat.
“DPR RI harus menjadi sebuah simbol dari cita-cita ideal bangsa Indonesia,” ucapnya.
Politikus yang dikenal penulis produktif itu juga menyinggung soal pentingnya pemberantasan korupsi. Sebab, citra DPR di masyarakat masih negatif.
“Terus terang, dalam soal ini (korupsi, red) di dalam masyarakat sudah berkembang sebuah citra yang sangat negatif terhadap DPR RI. Kita harus menyadari hal ini serta melakukan langkah-langkah mendasar untuk mengubahnya, terutama dimulai dari diri dan rumah kita terlebih dahulu,” tuturnya kepada para wakil rakyat yang menghadiri rapar paripurna.(jpg/ara/jpnn)
Berikut ini adalah pidato lengkap Bambang Soesatyo sebagai ketua DPR;
Pidato ini Saya Beri Judul SENAYAN PELANGI INDONESIA”
Bismillahirahmani rahim
Assalamualaikum WR. WB.
Salam sejahtera buat kita semua
Yang saya hormati:
-Ketua Mahkamah Agung RI
-Pimpinan DPR RI
-Ketua Umum Partai Golkar yang saya cintai beserta seluruh jajaran yang hadir di dalam acara ini
-Sahabat-sahabatku yang mulia para anggota DPR RI
-Sekjen DPR RI dan seluruh hadirin yang saya muliakan,
-Termasuk Rekan-rekan seperjuangan para wartawan, baik cetak maupun elektronik yang saya banggakan
(Masih segar dalam ingatan saya, 32 tahun yang lalu saya duduk dan kadang berdiri di atas sebagai wartawan, dan sampai saat ini pun saya masih wartawan)
Pertama-tama, saya ingin mengajak kita semua untuk mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, sebab hanya berkat rahmatnya kita semua dapat berkumpul pada hari yang berbahagia ini.
Selanjutnya, karena suasana masih di awal tahun, saya ingin mengucapkan selamat tahun baru kepada semua rekan dan sahabat di Dewan Perwakilan Rakyat yang terhormat ini. Semoga tahun 2018 lebih baik lagi dari tahun-tahun sebelumnya, dan semoga perjalanan bangsa kita tetap diberi bimbingan dan hidayah oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Sebelum memulai sambutan singkat ini, perkenankanlah saya mengajak seluruh hadirin untuk mengirimkan doa dan harapan kesembuhan kepada kolega kita yang juga Ketua DPR RI periode Januari hingga November 2016, yaitu Saudara Ade Komaruddin. Semoga rekan kita ini dan keluarganya diberi ketabahan dan kekuatan untuk pulih kembali. Amieen.
Saudara-saudara yang saya muliakan Hadirin yang saya hormati,
Sebagai Ketua DPR RI yang baru saja dilantik, saya ingin mengucapkan syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang dilimpahkan kepada saya. Di hadapan saudara-saudara semua, dengan mengucapkan bismillahirrahmani rahim, saya berjanji untuk melaksanakan amanah mulia ini dengan sebaik-baiknya.
Secara khusus, saya sampaikan kepada Bapak Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Saya mengucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya.
Saya bertekad untuk melaksanakan tugas baru ini dengan sepenuh hati, dengan tetap meminta petunjuk kepada Allah SWT, serta dengan senantiasa berpegang teguh pada pilar-pilar utama kebangsaan kita, yaitu UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan prinsip mulia Bhineka Tunggal Ika.
Posisi yang terhormat sebagai Ketua DPR RI bukanlah sekadar jabatan atau kedudukan, tetapi sebuah amanah untuk merealisasikan cita-cita bersama akan sebuah negeri yang lebih maju, lebih sejahtera, dan lebih bermartabat. Untuk itu, saya akan melaksanakan tugas mulia ini dengan melibatkan semua elemen politik yang ada, bukan dengan mempertajam perbedaan, tetapi untuk mencari persamaan serta untuk membuka kemungkinan bagi kerja sama yang lebih harmonis.
DPR RI harus menjadi sebuah simbol dari cita-cita ideal bangsa Indonesia. Walaupun harus diakui bahwa selama ini idealisasi semacam itu masih terasa jauh, namun kita tidak boleh perputus asa. Kita menyadari bahwa kaum politisi di lembaga terhormat ini masih sering dikritik dari kiri dan kanan.
Semua ini harus kita terima dengan besar hati dan kita jadikan tekad untuk berbuat yang lebih baik lagi. DPR bukanlah Jaka Sembung naik ojek, alias tidak nyambung Jack! Tetapi, Abang Jampang bawa pedang, alias gampang mengikuti keinginan rakyat yang berkembang.
Singkatnya, di masa-masa mendatang kita harus terus bertekad untuk mewujudkan lembaga perwakilan yang representatif, harmonis dan produktif sekaligus. Hanya dengan semua inilah demokrasi Indonesia akan menjadi demokrasi yang matang.