Salat di Jalan, Main Gitar Tengah Malam, Dicurigai Berpaham ISIS
jpnn.com - SUBANG - Keberadaan Padepokan Galur Sunda, yang dianggap beraliran sesat, masih menjadi menjadi perbincangan hangat di Subang.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Subang menyerah dan menyatakan tidak sanggup lagi membina padepokan itu. MUI meminta pihak Polsek Subang Kota untuk turun tangan.
Padepokan itu dikabarkan menikahkan siswanya tanpa sepengetahuan orang tuanya. Selain itu, ajaran di padepokan itu dinilai menyimpang, seperti salat di jalan, bernyanyi di tengah malam dan lainnya.
Padepokan Galur Sunda kini berada di RW 24, Cilaja, Kecamatan Subang setelah sebelumnya pindah dari Buni Hayu ke Cilaja karena diprotes masyarakat.
Untuk membahas itu, Polsek Kota meggelar pertemuan mediasi dengan mengundang MUI Kecamatan Subang, Babinsa, Intel Kodim, RT, RW, pihak Kecamatan Subang dan tokoh masyarakat di aula di Mapolsek Kota Subang. Namun pihak Padepokan Galur Sunda bersikukuh ajarannya tidak sesat.
Kapolsek Kota Subang Kompol Solikhin mengatakan, kelompok Padepokan Galur Sunda tertutup dan warga sudah resah dengan ajarannya yang terindikasi sesat. Dikhawatirkan masyarakat terprovokasi dan bisa main hakim sendiri karena menilai ajaran padepokan itu tidak pas dengan kaidah-kaidah Islam.
Ketua MUI Kecamatan Subang KH Muhamad Zarkoni mengakui pihaknya sudah melakukan pembinaan terhadap Padepokan Galur Sunda, tapi kegiatannya malah menjadi-jadi.
“Sehingga kami sudah menyerah dan tidak sanggup untuk membina Padepokan Galur Sunda yang kata masyarakat diduga aliran sesat tersebut ke pihak kepolisian. Bagaimana proses dari kepolsian saja, kami pihak MUI sudah menyerah,” kata Zarkoni.