Saleh PAN Anggap Presidential Club Sulit Terwujud karena Perbedaan Ideologis
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi PAN di DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengatakan rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membentuk Presidential Club akan sulit terwujud, karena adanya perbedaan ideologis dan sosial politik.
Dia berkata demikian dalam keterangan persnya dalam menanggapi Presidential Club yang awalnya digulirkan oleh jubir Presiden terpilih RI periode 2024-2029 Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.
"Semua orang bisa membaca posisi ideologis dan sosial politik semua mantan presiden kita. Kalau mau jujur, di antara mereka kadang ada persoalan komunikasi yang selama ini terkesan terputus dan itu tidak mudah untuk dijalin kembali," kata Saleh dalam keterangan persnya, Senin (6/5).
Diketahui, Presidential Club ialah wacana mempertemukan para kepala negara Indonesia seperti Prabowo, Joko Widodo (Jokowi), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Megawati Soekarnoputri.
Prabowo menginginkan para pemimpin RI bisa guyub dalam membangun bangsa untuk merumuskan kebijakan strategis.
Menurut Saleh, keinginan Prabowo bertemu para Presiden RI pendahulu bakal sulit dilaksanakan, apalagi peserta acaranya ialah politikus hebat dengan agenda kebangsaan masing-masing.
"Dari pilpres kemarin saja, kita sudah bisa melihat adanya perbedaan lingkup pemikiran dalam membangun Indonesia. Ada yang ingin perubahan, ada yang ingin keberlanjutan dan penyempurnaan, serta ada yang ingin perubahan dan perbaikan," kata legislator Daerah Pemilihan II Sumatera Utara itu.
Namun, Saleh mengaku mendukung wacana Presidential Club mempertemukan para kepala negara Indonesia demi masa depan bangsa lebih baik.